Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mengenalkan Tanaman Obat Hipertensi di Desa Maku, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah Joni Tandi; Nur’anisa Nur’anisa; Selvia Widyawati Tambogo
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 5 (2023): Agustus (In progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8289749

Abstract

Hipertensi karena tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi sering juga disebut pembunuh diam-diam, sebab penyakit ini timbul tanpa adanya gejala yang jelas. Ketika gejala menemui titik terang, penyakit ini sudah parah dan harus menjalani pengobatan seumur hidup. Berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun menurut provinsi Sulawesi Tengah berada di angka 29,7%. Angka prevalensi yang tinggi seharusnya dapat dikurangi sejak dini dengan menjalani terapi non farmakologis dan terapi farmakologis, Penanganan dengan obat kimia dianggap tidak maksimal sebab dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh dan tentunya nilai jual obatnya mahal. Hal inilah yang membuat kami terdorong untuk melakukan pengabdian di Desa Maku, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk mengenalkan tanaman obat untuk mengatasi hipertensi. Efektivitas penyuluhan ini dapat diuji dengan pemberian kuisiner kepuasan mitra terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan kegiatan menunjukkan 95% mitra merasa puas dengan edukasi tersebut.
Mengenalkan Tanaman Obat Hipertensi di Desa Maku, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah Joni Tandi; Nur’anisa Nur’anisa; Selvia Widyawati Tambogo
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 5 (2023): Agustus (In progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8289749

Abstract

Hipertensi karena tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi sering juga disebut pembunuh diam-diam, sebab penyakit ini timbul tanpa adanya gejala yang jelas. Ketika gejala menemui titik terang, penyakit ini sudah parah dan harus menjalani pengobatan seumur hidup. Berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun menurut provinsi Sulawesi Tengah berada di angka 29,7%. Angka prevalensi yang tinggi seharusnya dapat dikurangi sejak dini dengan menjalani terapi non farmakologis dan terapi farmakologis, Penanganan dengan obat kimia dianggap tidak maksimal sebab dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh dan tentunya nilai jual obatnya mahal. Hal inilah yang membuat kami terdorong untuk melakukan pengabdian di Desa Maku, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk mengenalkan tanaman obat untuk mengatasi hipertensi. Efektivitas penyuluhan ini dapat diuji dengan pemberian kuisiner kepuasan mitra terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan kegiatan menunjukkan 95% mitra merasa puas dengan edukasi tersebut.