Pendahuluan: Media berperan sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai COVID-19. Namun karena jumlah sumber informasi yang begitu banyak, sehingga muncul misinformasi atau disinformasi yang membuat masyarakat memperoleh informasi yang salah tentang COVID-19, termasuk terkait vaksinasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efek media informasi terhadap persepsi apoteker tentang risiko infeksi COVID-19 dan vaksin COVID-19. Metode: Studi cross-sectional, berdasarkan kuesioner yang dilaporkan sendiri. Kuesioner dikembangkan pada platform berbasis web dan undangan dikirim kepada apoteker Kabupaten Banyumas untuk berpartisipasi dalam penelitian menggunakan aplikasi media sosial. Hasil: Sebanyak 54 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari kuesioner persepsi apoteker terhadapĀ peran media tentang COVID-19 dan Vaksin COVID-19, persepsi apoteker terhadap risiko infeksi COVID-19 persepsi apoteker terhadap vaksin COVID-19 memiliki r hitung pada kisaran > 0,632 artinya item pertanyaan pada kuesioner tersebut telah memenuhi uji validasi dan dinyatakan valid. Pada uji reliabilitas memiliki nilai r hitung > 0,632 artinya data tersebut reliabel. Kesimpulan: Persepsi apoteker terhadap peran media informasi tentang COVID-19 memiliki presentase berkisar antara 88,8% hingga 94,5%, sementara persepsi mereka terhadap risiko infeksi COVID-19 memiliki presentase rentang 77,7% hingga 100%.Hasil ini mengindikasikan perlunya penelitian lanjutan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi variasi persepsi apoteker, guna meningkatkan efektivitas strategi komunikasi terkait COVID-19 dan vaksinasi.