Dedes Nur Gandarum
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DINAMIKA RASA TEMPAT (SENSE OF PLACE) PADA RUANG TERBUKA PUBLIK SEBAGAI WADAH SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA Yuwono Imanto; Dedes Nur Gandarum
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 20 No. 2 (2022): RUANG PUBLIK, ELEMEN BANGUNAN DAN KONTEKSTUAL
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v20i2.13966

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskrpsikan fluktuasi Rasa Tempat pada Taman Balekambang Surakarta sebagai wadah Seni Pertunjukan. Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma post postivisme melalui wawancara mendalam kepada 43 informan dari berbagai pemangku kepentingan, menggunakan informasi historis dan data primer mencakup setting fisik, aktivitas dan makna sebagai komponen pembentuk Rasa Tempat. Dari hasil penelitian ditemukan terjadi fluktuasi Rasa Tempat yang semakin menurun. Dari 13 Rasa Tempat yang ditemukan pada pada Taman Balekambang, Rasa Tempat untuk Seni Pertunjukan yang terdiri dari Rasa Infrastruktur dan Rasa Budaya hanya dirasakan oleh 28,38% pemangku kepentingan.Kata kunci: Rasa Tempat, Taman Balekambang, Seni Pertunjukan, Surakarta
Pendekatan Placemaking Pada Penataan Ruang Terbuka Publik Di Permukiman Padat Perkotaan Kelurahan Petamburan Jakarta Dedes Nur Gandarum; Nurhikmah Budi Hartanti; A. Hadi Prabowo; Ruwaida Zayadi; Sarwosri Moertiningsih; Indira Syahrani; Syifa Anindya Sathyavira
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 4, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/juara.v4i2.18030

Abstract

Kelurahan Petamburan merupakan permukiman kota tak terencana, yang sejak awal pertumbuhannya sebagai kampung tradisional Betawi pedalaman, telah mengalami perubahan dan proses pemadatan yang terus menerus akibat perkembangan sektor komersil. Pemadatan tersebut menyebabkan keterbatasan ruang terbuka yang menimbulkan permasalahan spasial permukiman dan interaksi sosial masyarakat. Ruang terbuka publik di perkampungan memiliki fungsi dalam dimensi perilaku, ekonomi, dan budaya yang sangat penting bagi keberlanjutan komunitas dan permukiman berbasis sistem swadaya. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini difokuskan pada satuan unit socio-spatial-control Rukun Warga 03, sebagai kawasan terpadat di Kelurahan Petamburan. Kepadatan permukiman yang tinggi berkorelasi dengan permasalahan pemanfaatan ruang yang belum optimal, kenyamanan ruang, estetika ruang, dan jati diri ruang, untuk mendukung kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi warga setempat secara maksimal. Oleh karenanya program ini bertujuan untuk memberdayakan warga setempat agar dapat berpartisipasi aktif atau berperan aktif dalam kegiatan program “placemaking”, untuk memberikan persepsi positif tentang identitas dan kebanggaan lokal, pemberdayaan lokal, place attachment, hubungan sosial dan kualitas hidup. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metoda Standard Placemaking dan Community Action Plan yang meliputi tahapan perencanaan untuk proyek percontohan secara partisipatif. Pada tahap perencanaan ini dilakukan pendampingan dalam bentuk Focus Group Discussion bersama masyarakat dan tokoh masyarakat setempat, untuk mengidentifikasi permasalahan, merumuskan prioritas program penataan ruang publik, mengembangkan alternatif rancangan, dan merencanakan realisasi proyek percontohan. Tahap realisasi proyek percontohan akan diselenggarakan pada program tahap selanjutnya. Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam proses penataan ruang terbuka publik permukimannya. Petamburan Village is an unplanned urban settlement, which since its development as an inland traditional Betawi village, has experienced changes and a continuous process of densification due to developments in the commercial sector. This densification causes limited open space which creates spatial problems of settlements and social interaction of the community. Public open spaces have a very important function for the sustainability of communities and settlements based on self-help systems. This Community Service Program was focused on the socio-spatial-control unit Rukun Warga 03, as the most densely populated area in Petamburan Village. High residential density correlates with problems of spatial use, comfort, aesthetics, and identity, to optimally support the social, cultural, and economic life of local residents. This program aimed to empower local residents to actively participate in the "placemaking" program, to provide a positive perception of local identity and pride, local empowerment, place attachment, social relations and quality of life. This Community Service Program has been carried out using the Standard Placemaking and Community Action Plan method which included participatory planning stages for a pilot project. At this planning stage, counseling, mentoring, and Focus Group Discussions have been carried out together with the local community, to identify problems, formulate priorities for public spatial planning programs, develop design alternatives, and plan the realization of pilot projects. This Community Service Program has succeeded in empowering local communities to play an active role in the process of planning and designing their settlement public spaces.
DINAMIKA RASA TEMPAT (SENSE OF PLACE) PADA RUANG TERBUKA PUBLIK SEBAGAI WADAH SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA Yuwono Imanto; Dedes Nur Gandarum
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 20 No. 2 (2022): RUANG PUBLIK, ELEMEN BANGUNAN DAN KONTEKSTUAL
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v20i2.13966

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskrpsikan fluktuasi Rasa Tempat pada Taman Balekambang Surakarta sebagai wadah Seni Pertunjukan. Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma post postivisme melalui wawancara mendalam kepada 43 informan dari berbagai pemangku kepentingan, menggunakan informasi historis dan data primer mencakup setting fisik, aktivitas dan makna sebagai komponen pembentuk Rasa Tempat. Dari hasil penelitian ditemukan terjadi fluktuasi Rasa Tempat yang semakin menurun. Dari 13 Rasa Tempat yang ditemukan pada pada Taman Balekambang, Rasa Tempat untuk Seni Pertunjukan yang terdiri dari Rasa Infrastruktur dan Rasa Budaya hanya dirasakan oleh 28,38% pemangku kepentingan.Kata kunci: Rasa Tempat, Taman Balekambang, Seni Pertunjukan, Surakarta