Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RELATIONS DIVERSITY AND PHYSICAL SPATIAL FUNCTIONAL COMPONENT IN HIGHWAY CORRIDOR AND CORRIDOR PASSAGEWAY KOPO STONES DOWN-TOWN BANDUNG SOUTHERN Zakiyah, Faridah
Riset Arsitektur (RISA) Vol 1, No 02 (2017): Riset Arsitektur "RISA"
Publisher : Riset Arsitektur (RISA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1638.85 KB)

Abstract

Abstract- Having been an autonomous region since 1906, Bandung has experienced continuous expansion. One factor pushing this development was the construction of a road network connecting Bandung with its surrounding towns, yielding a variety of spatial and functional physical elements in urban space. This research study examines the architectural development of the southern part of Bandung, located on Jalan Raya Kopo and Jalan Terusan Buah Batu from 1996 until 2015 by analyzing the transformation that occurred, using the typo-morphological method, and by determining the correlation between the functional elements (land use or exploitation and the spatial-physical component of buildings and land parcels known as kaveling of their scope (height, mass lay-out, area width and type of lot). The tendency of the the area’s expansion in each of the street corridors can be analyzed through determining the correlation between these components covering the variety and dominant character or features observed. Jalan Raya Kopo shows a tendency toward a commercial trade-bound function whose mass type consists of one storey situated on the land parcel on the roadside in the middle of small lots. On the other hand, the extension of Jalan Terusan Buah Batu shows a functional tendency toward mixed use featuring a two-storied building mass on a land parcel on the roadside positioned in the middle of small lots. A change has been discernible in the actual planning of the spatial pattern from a purely residential area into a merger between commercial or industrial occupancy, in addition to the increasing density of the area and its soaring skyline.Keywords: Urban architecture, physical, spatial, street corridor
Penataan Gaya Heritage Kolonial melalui Elemen Arsitektur sebagai Identitas Budaya pada Kawasan Simpang Lima - Asia Afrika Bandung Zakiyah, Faridah; Herwindo, Rahadian Prajudi
Local Engineering Vol. 1 No. 2 (2023): December
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/lejlace.v1i2.68

Abstract

Evolusi zaman pada karya arsitektur memiliki keunikan tersendiri yang khas dan tidak akan terulang kembali, dimana kekhasan tersebut menjadi suatu nilai warisan sejarah budaya yang membentuk identitas suatu tempat. Seperti halnya gaya arsitektur pada era kolonial Belanda yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan arsitektur kota-kota besar di Indonesia, misalnya bangunan heritage. Namun pada kenyataanya, bangunan heritage di kota-kota besar Indonesia sendiri telah banyak mengalami perubahan, baik secara fisik spasial maupun fungsionalnya sebagai dampak dari meningkatnya kebutuhan manusia. Perubahan tersebut apabila tidak disertai dengan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya akan menjadi tidak terkendali hingga menyebabkan perubahan total hingga hilangnya benda cagar budaya sebagai bukti sejarah dan identitas bangsa. Demikian pula yang terjadi di Kota Bandung, khususnya Kawasan Simpang Lima sebagai titik penting dan embrio kota. Bangunan-bangunan di kawasan tersebut memiliki penyikapan khusus yang khas terhadap pola-pola sekitarnya yang ikut membentuk wajah kota. Namun, sangat disayangkan dari lima sudut di Simpang Lima, saat ini hanya tersisa tiga bangunan heritage. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan interpretasi berlandaskan teori. Analisis dilakukan dengan mengamati bentuk fisik, spasial, dan tata elemen guna dapat memberikan solusi desain mengenai bangun arsitektur yang tetap memperhatikan nilai budaya. Berdasarkan penelitian, untuk itu perlu dilakukan usaha pelestarian untuk menjaga dan mempertahankan nilai-nilainya sebagai kawasan heritage.