Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SABDA AND DAWUH SRI SULTAN HBX ABOUT THE CROWN PRINCESS MAX WEBER’S STUDIES POWER, AUTHORITY, LEGITIMACY Sigit Surahman; Ahmad Sihabudin; Fahrudin Faiz; Ridzki Rinanto Sigit
International Journal of Social Science Vol. 3 No. 2: August 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/ijss.v3i2.6298

Abstract

This study discusses the proclamation and words (sabda and dawuh) of Sri Sultan Hamengkubuwono X (HBX) regarding the appointment of the Crown Princess. This study aims to investigate and analyze the power, authority, and legitimacy of the proclamation and statements of Sri Sultan HBX in the cultural context of the people of Yogyakarta. Max Weber's Theory of Power, Authority, and Legitimacy is used as a guide in conducting research. This study uses a qualitative approach with a focus on cultural perspectives involving Yogyakarta residents as the main source of information. The findings of this study contribute to a broader understanding of political, power and cultural dynamics in the context of the Sultanate of Yogyakarta
Social Judgment Sabda and Dawuh Hamengkubuwono X Regarding the Appointment of the Crown Princess Sigit Surahman; Ahmad Sihabudin; Fahrudin Faiz; Ridzki Rinanto Sigit
Nyimak: Journal of Communication Vol 8, No 1 (2024): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/nyimak.v8i1.9240

Abstract

This study aims to analyze the Sabda and Dawuh issued by Hamengkubuwono X, the monarch of the Yogyakarta Sultanate, regarding the appointment of the crown princess using the social judgment theory. A quantitative approach is employed to understand the community’s perceptions and actions towards these messages, exploring how the people of Yogyakarta interpret and respond to them by considering attitude perception, polarization, and acceptance latitude. This provides a deeper understanding of how these messages are received within the cultural and social context of Yogyakarta. The addition of Action to the Social Judgment Theory in researching Hamengkubuwono X ‘s Sabda and Dawuh regarding the appointment of the crown princess can involve examining the behavior or actions of the Yogyakarta community in response to the Sultan’s message. Over time, society realizes that Sabda and Dawuh can undergo shifts in their context. Social, cultural, and political changes that occur over time can influence the interpretation and application of Sabda and Dawuh from leaders or spiritual figures.Keywords: Social judgment, sabda, dawuh, crown princessABSTRAKStudi ini bertujuan menganalisis menggunakan social judgment theory terkait dengan Sabda dan Dawuh yang dikeluarkan oleh Hamengkubuwono X, Sultan di Kesultanan Yogyakarta, tentang pengangkatan puteri mahkota. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang persepsi dan tindakan masyarakat terhadap Sabda dan Dawuh. Terlihat bagaimana masyarakat Yogyakarta menafsirkan dan menyikapi Sabda dan Dawuh Sultan tentang pengangkatan puteri mahkota dengan mempertimbangkan persepsi sikap, polaritas sikap dan zona akseptansi. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang bagaimana pesan-pesan tersebut dipahami dan diterima dalam konteks budaya dan sosial masyarakat Yogyakarta. Jika action ditambahkan ke dalam Social Judgment Theory sebagai kebaruan dalam penelitian sabda dan dawuh Hamengkubuwono X tentang pengangkatan puteri mahkota, maka dapat melibatkan aspek perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta sebagai respons terhadap pesan Sultan. Seiring perkembangan zaman, masyarakat menyadari bahwa Sabda dan Dawuh dapat mengalami pergeseran dalam konteksnya. Perubahan sosial, budaya, dan politik yang terjadi seiring waktu dapat mempengaruhi interpretasi dan penerapan sabda dan dawuh dari pemimpin atau tokoh spiritual.Kata Kunci: Penilaian, sabda, dawuh, puteri mahkota