Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERAN FILSAFAT BAGI PENGEMBANGAN DAERAH DAN PENINGKATAN SEMANGAT KEBANGSAAN Kaelan, Kaelan
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.895 KB) | DOI: 10.22146/jf.23157

Abstract

As we have seen in its fact, the reformation program which is implemented not on the base of the Indonesian nation’s core philosophy drags Indonesian to come into multi-crisis situation. The violence conflict, terrorism, ethnical, racial, class and religious conflicts in this country had sacrificed a big amount of innocence nation’s generation. All of that is caused by unemployed philosophical base of Indonesian state, Pancasila which is dealt with divinity values, humanity, nationality, democracy and social justice in the process of reformation. Therefore, to form the democratic, religious and civilized society in the process of reformation since globalization era, the revitalization of nation state’s philosophical foundation is a must. In addition to form such society, the bureaucrats and political elites ought to develop their political communication attitude based on the morality, religious and civilized values as its result as to realize the welfare society on the togetherness as its foundation. In accordance with both national and rural developments, the philosophy of nation-state must be despised as the foundation of paradigmatic orientation of culture strategy because of national and rural developments are complex problem. Philosophy provides an inter-connected policy foundations and guidance in finding a wise solution to the complex problem.
Kesatuan Sila-sila Pancasila Kaelan, Kaelan
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 26 Desember 1996
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2123.659 KB) | DOI: 10.22146/jf.31640

Abstract

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan satu kesatuan.
Pancasila sebagai Dasar Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia Kaelan, Kaelan
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 12 November 1992
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3340.493 KB) | DOI: 10.22146/jf.31467

Abstract

Hak-hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir mendadak sebagaimana kita dalam Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948 namun melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia.
Dampak sosialisasi empat pilar MPR RI terhadap Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi Hastangka, Hastangka; Armawi, Armaidy; Kaelan, Kaelan
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.377 KB) | DOI: 10.21831/jc.v16i2.21908

Abstract

Penggunaan istilah empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk program sosialisasi telah menimbulkan polemik dan perdebatan di masyarakat. Empat pilar tersebut meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dirumuskan oleh MPR RI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak sosialisasi Empat Pilar tersebut terhadap pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Data penelitian diambil dari buku, jurnal ilmiah, artikel surat kabar, dan berita di media online ataupun offline, dan dokumen yuridis, seperti peraturan perundang-undangan. Analisis data menggunakan pendekatan interpretatif, induksi-analitis, semiotik, dan analisis wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sosialisasi empat pilar berdampak pada ambiguitas pemaknaan dan pemahaman baik dari peserta didik maupun dosen dalam pembelajaran Pancasila sebagai dasar atau pilar kehidupan bernegara dan berbangsa, dan (2) penggunaan istilah empat pilar telah mengacaukan pemahaman dan pengetahuan para peserta didik dalam memahami Pancasila.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------The application of the term “Four Pillars of Life of the People and the Nation” in socialization creates polemic and debate in society. Those four pillars are Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia, and Unity in Diversity, which formulated by the People's Consultative Assembly of the Republic of Indonesia. The objective of this research is to investigate the impact that socialization has on the education of Pancasila in a higher level of education. The research data obtained from books, scientific journals, newspaper articles, other online and offline sources, and legal documents, for instance, legislation. Interpretative, analytic-induction, semiotic, and disclosure approaches applied to the analysis. The result shows that the socialization has immense impacts on 1). The ambiguity toward the meaning and the understanding by both students and lecturers in learning Pancasila as the pillar of the life of the people and the nation, and 2).  The use of the term “four pillars” has disrupted the understanding and the knowledge of students in their comprehension toward Pancasila.
EMPAT PILAR MPR RI: POLITIK BAHASA DAN DELEGITIMASI MAKNA PANCASILA (Suatu Telaah Filsafat Bahasa) Hastangka, Hastangka; Armawi, Armaidy; Kaelan, Kaelan
Civis : Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 2 (2017): JULI 2017
Publisher : FPIPSKR Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/civis.v6i2.1901

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terkait problem penggunaan istilah 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara atau 4 Pilar MPR RI yang menimbulkan banyak kritik dan pertentangan di masyarakat. Istilah 4 Pilar yang mengkatgorikan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai bagian dari pilar menjadi polemik sejak MPR RI menggunakan istilah tersebut sebagai program sosialisasinya. Studi ilmu politik dan sosial jarang meneliti dan menganalisis terkait implikasi dari politik bahasa dalam penggunaan istilah kenegaraan seperti Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi yang menganalisis secara kritis tentang penggunaan istilah 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara melalui kajian filsafati yang ditinjau dari perspektif Filsafat Bahasa. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan filsafat analitika bahasa. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kajian pustaka, dan analisis teks wacana yang berkembang tentang polemik dan perdebatan 4 Pilar baik secara online maupun offline. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, penggunaan istilah 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dengan mengkategorikan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilar tidak tepat. Kedua, penggunaan istilah 4 Pilar tidak dikenal dalam sejarah dan memori kolektif bangsa Indonesia untuk menyebut Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai bagian pilar. Ketiga, penggunaan istilah 4 Pilar oleh MPR RI merupakan kesalahan kategoris. Keempat, kegiatan sosialisasi 4 Pilar yang dilakukan justru mendelegitimasi makna Pancasila dan upaya pembodohan kepada masyarakat.Kata kunci: Empat Pilar, Filsafat, bahasa, Politik bahasa, deligitimasi, makna, Pancasila.