UD Eka Jaya merupakan kios pupuk bersubsidi di Probolinggo, namun pendistribusian pupuk bersubsidi di Sambirampak Lor tidak berjalan lancar karena kelangkaan pupuk. Persoalannya terletak pada distributor yang tidak mendistribusikan pupuk sesuai target. Kelangkaan pupuk bersubsidi disebabkan oleh ketidak seimbangan antara supply dan demand, serta kebijakan distributor yang menyebabkan terhambatnya distribusi ke petani. Penyaluran pupuk bersubsidi yang diperoleh dari distributor yang didapatkan dari gudang pupuk kecamatan Tongas. Distribusikan dari UD. Eka Jaya kemudian di realisasikan ke kelompok tani. Metode yang di gunakan adalah penelitian kualitatif, menggunakan permasalahan yang terjadi di lapangan dan bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi, data informasi yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Dimana data data tersebut didapatkan secara langsung dari hasil wawancara, observasi secara terus terang dan tertulis, atau gambar yang diperoleh oleh peneliti di lapangan. Petani mendapatkan pupuk bersubsidi dari kios pupuk yang merupakan agen ditunjuk untuk mendistribusikan pupuk bersubsidi pemerintah. Untuk mendapatkan pupuk, petani hanya perlu datang ke agen, akan mencocokkan data penerimaan pupuk. Sumber bibit petani juga didapat dari kios UD. Eka Jaya. Namun, bibit yang dijual kios tersebut bukan non subsidi yang bukan merupakan bantuan pemerintah, sehingga harga jualnya relative mahal. Kelangkaan pupuk bersubsidi menyebabkan petani beralih ke pupuk non subsidi untuk keberlangsungan petani mereka.masyarakat sadar bahwa kelangkaan bukan dari kios pupuk melainkan penyaluran yang ditangani pemerintah.