Gangguan Kesehatan Mental merupakan individu yang memiliki kriteria standar untuk didiagnosis oleh dokter, penderita gangguan mental kerap disalahartikan sebagai sosok yang cenderung berbuat negatif seperti melakukan tindakan kekerasan, pemberontakan, berjiwa bebas, kriminal, tidak bisa mengurus diri, bodoh, dsb. Meskipun kini masyarakat mulai aware terhadap isu pada kesehatan mental dibuktikan dengan banyaknya gerakan sosial, namun masih saja beberapa masyarakat beranggapan bahwa gangguan kesehatan mental adalah hal yang tabu dan remeh. Salah satu media yang dapat dijadikan akses untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat adalah Film. Film juga mendekatkan cerita dengan realita yang ada atau bahkan ikut membentuk realita yang berkembang ditengah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Film Kembang Api. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis film tersebut menggunakan metode yang digunakan yakni semiotika John Fiske. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori semiotika dengan kode televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas menjelaskan bahwa Fahmi, Raga, Sukma, dan Anggun mengalami gangguan kesehatan mental akibat trauma masa lalu yang membentuk mereka menjadi perilaku yang tidak biasa pada orang lain hadapi. Lalu pada level representasi penggunaan set hanya dipakai satu tempat yaitu gudang kosong, dan pengambilan gambar dalam film Kembang Api ini antara lain: Long shot, medium shot, close up, high angle, low angle, eye level, dan slanted. Dan pada level Ideologi terdapat ideologi kelas dan pesimisme. Bahwa keempat pemeran utama ini Fahmi, Raga, Sukma, dan Anggun memiliki karakter dan pengalaman masa lalu yang buruk sehingga membentuk perilaku tidak biasa atau gangguan kesehatan mental.