Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini dengan Kejadian Konstipasi pada Bayi Usia 2-6 Bulan Rosnidawati Rosnidawati
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 4 (2023): November 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v5i3.1972

Abstract

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi 0 dan 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif sangat penting dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas, hal ini dikarena ASI sangat berdampak terhadap imunologi, anti infeksi dan mengandung enzim yang baik untuk kesehatan bayi. UNICEF menyatakan bahwa bayi baru lahir hanya boleh disusui selama enam bulan pertama kehidupannya sebelum menerima makanan tambahan, hal inilah yang disebut dengan ASI Eksklusif. Kesehatan dan kelangsungan hidup bayi sangat terbantu dengan pemberian makanan pendamping ASI, namum dalam ketentuan tidak boleh diberikan pada waktu bersamaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Konstipasi merupakan salah satu efek samping dari pemberian makanan pendamping ASI pada bayi berusia 2-6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi usia 2-6 bulan di Puskesmas Simalingkar. Metode yang digunakan yaitu penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross -Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 2-6 bulan berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel adalah smpling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sampel mengisi langsung format isian. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p-value 0,000 (p<α (0,000<0,05) artinya terdapat pengaruh antara pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini terhadap kejadian konstipasi pada bayi usia 2-6 bulan di Puskesmas Simalingkar.
Pengaruh Peran dan Motivasi Tenaga Kesehatan terhadap Program Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Lingkungan Kerja Puskesmas Rosnidawati, Rosnidawati
Journal of Language and Health Vol 5 No 1 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i1.3239

Abstract

Air susu ibu atau yang disebut dengan ASI merupakan sumber nutrisi yang tepat bagi bayi baru lahir sampai bayi berusi 6 bulan. Berbagai hambatan terjadi dalam menjalankan program pemberian ASI eksklusif sehingga ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya, untuk itulah diperlukan peran dan motivasi tenaga kesehatan untuk menjalankan program cakupan ASI Eksklusif. Peran petugas kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Motivasi yang dimiliki oleh tenaga kesehatan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap keinginannya dalam memberikan informasi terkait pemberian ASI Eklusif kepada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh peran dan motivasi tenaga kesehatan terhadap program cakupan pemberian ASI Ekslusif di lingkungan kerja Puskesmas. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, maka jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 36 pegawai. Hasil penelitian dianalisa dan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS melalui analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh peran dan motivasi tenaga kesehatan terhadap program cakupan pemberian ASI Ekslusif di lingkungan kerja Puskesmas.
Hubungan Antara Internal Locus Of Control Dengan Homesickness Pada Santri Baru di Pondok Pesantren Insan Quráni Kabupaten Aceh Besar Nursafitri, Suci; Julianto, Julianto; Fitria, Ida; Rosnidawati, Rosnidawati
Fathana Vol. 2 No. 1 (2024): Fathana: Jurnal Psikologi Ar-Raniry
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/fjpa.v2i1.507

Abstract

Peralihan pada lingkungan baru dicerminkan oleh individu sebagai penderitaan akibat perpisahan dengan figur keterikatan dan lingkungan sosial yang menimbulkan perasaan stres dan depresi yang berujung pada kondisi yang disebut homesickness. Kondisi ini berkaitan dengan faktor internal locus of control. Individu yang memiliki kecenderungan internal locus of control akan mampu mengendalikan kehidupannya dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara internal locus of control dengan homesickness pada santri baru Dayah Insan Quráni Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan berbentuk skala dengan pengambilan sampel berdasarkan teknik sampling jenuh yaitu pengambilan sampel secara penuh karena populasi yang relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 santri dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara internal locus of control dengan homesickness pada santri baru Dayah Insan Quráni Kabupaten Aceh Besar dengan nilai uji korelasi Spearman’s r=-0.458, p=0.000, α<0.05. hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara internal locus of control dengan homesickness pada santri baru Dayah Insan Quráni Kabupaten Aceh Besar. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi internal locus of control maka semakin rendah homesickness, sebaliknya semakin rendah internal locus of control maka semakin tinggi homesickness.
The Role of Community in Improving Cultural Understanding: An International KPM Experience Study in 4 Villages in Kedah Malaysia Dermawan, Ayang Kia; Santoso, Harri; Rosnidawati, Rosnidawati; Shaharuddin, Mohammad; Yasmin, Zharifa; Assyifa, Dara; Shafly, Wildan; Alhaq, Mahda; Zikri, Hasrarul; Maulana, Arkas Tri; Marlina, Fina
Plakat : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2025): Volume 7, Nomor 2, Desember Tahun 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v7i2.19274

Abstract

Cultural understanding between 2 countries will be able to strengthen the bonds of brotherhood between 2 related countries, Indonesia and Malaysia. This community service aims to increase the role of the community in cultural understanding between 2 related countries. This International Community Service Lecture (KPM) was held for 14 days in four villages in Negeri Kedah, Malaysia: Taman Permatang Katong, Keda Tepi Sungai Village, Kampung Kuala Dulang Kecil, and Taman Permai Utama. With several activities carried out including; psychoeducation for the elderly, teenagers and children, mutual cooperation and joint activities between KPM International participants and communities in 4 villages. The main findings identified the role of the community in cultural understanding, there are three key elements, namely: (1) preservation and application of local traditions in welcoming newcomers, (2) active involvement of community leaders in facilitating integration, and (3) consistent culture of hospitality. Consistency in honoring guests, including the welcoming tradition to leaving, has a significant impact on the positive experiences of participants and the effectiveness of the program. Challenges such as language and cultural differences can be overcome through creativity and openness. This community service concludes that the strength of the community and local wisdom, especially in the tradition of honoring guests, is key in creating a sense of togetherness and facilitating effective integration in understanding the cultures of the people of the 2 countries. These findings provide important insights for designing future community service programs, highlighting the importance of collaboration with local communities and utilizing traditions in facing integration challenges in the era of globalization.Pemahaman budaya antar 2 negara akan mampu mengeratkan tali persaudaraan antara 2 negara serumpun Indonesia dan Malaysia. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan peran komunitas dalam pemahaman budaya antar 2 masyarakat negara serumpun. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Internasional ini dilaksanakan selama 14 hari di empat desa Negeri Kedah, Malaysia : Taman Permatang Katong, Desa Keda Tepi Sungai, Kampung Kuala Dulang Kecil, dan Taman Permai Utama. Dengan beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain; Psikoedukasi terhadap lansia, remaja dan anak-anak, Gotong royong serta kegiatan bersama antara peserta KPM Internasional dan komunitas di 4 desa. Temuan utama mengidentifikasi peran komunitas dalam pemahaman budaya terdapat tiga elemen kunci dalam yaitu: (1) Pelestarian dan penerapan tradisi lokal dalam menyambut pendatang, (2) Keterlibatan aktif tokoh masyarakat dalam memfasilitasi integrasi, dan (3) Budaya keramahtamahan yang konsisten. Konsistensi dalam memuliakan tamu, termasuk tradisi penyambutan hingga pelepasan, memberikan dampak signifikan terhadap pengalaman positif peserta dan efektivitas program. Tantangan seperti perbedaan bahasa dan budaya dapat diatasi melalui kreativitas dan keterbukaan. Pengabdian masyarakat ini menyimpulkan bahwa kekuatan komunitas dan kearifan lokal, terutama dalam tradisi memuliakan tamu, adalah kunci dalam menciptakan rasa kebersamaan dan memfasilitasi integrasi yang efektif dalam pemahaman budaya masyarakat 2 negara. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi perancangan program pengabdian masyarakat di masa depan, menyoroti pentingnya kolaborasi dengan komunitas lokal dan pemanfaatan tradisi dalam menghadapi tantangan integrasi di era globalisasi.