Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Induksi Misoprostol dengan Oksitosin terhadap Lama Persalinan pada Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini Ricky Satria; Asep Sukohar; Ratna Dewi Puspita Sari; Rodiani Rodiani
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 2 (2024): April 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i2.2302

Abstract

Salah satu penyebab kematian ibu dapat disebabkan infeksi. Infeksi yang dialami ibu sebagian besar dikarenakan adanya masalah pada kehamilan dan persalinan, salah satunya adalah ketuban pecah dini (KPD). Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbandingan rerata waktu lama persalinan antara induksi misoprostol dengan oksitosin pada kehamilan dengan ketuban pecah dini secara spesifik pada populasi sampel di RSUD Abdul Moeloek. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, Sampel penelitian sebesar 36 subjek yang diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu rekam medis. Kelompok misoprostol terdiri dari 18 ibu hamil dan kelompok oksitosin terdiri dari 18 ibu hamil. Data dianalisis menggunakan uji t-test independent dengan α = 0,05. Rata-rata lama persalinan secara signifikan lebih lama pada kelompok misoprostol (13,83±5,53 jam) dibandingkan dengan kelompok oksitosin (5,14±3,35 jam); perbedaan antara kedua kelompok signifikan secara statistik P=0,000 (Selisih: 8,69; IK 95%: 5,59-11,78). Terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata waktu lama persalinan induksi misoprostol dan oksitosin pada kehamilan dengan ketuban pecah dini di RSUD Abdul Moeloek.
Training on Processing Banana Peel Waste into Eco-enzyme and Eco-enzyme Soap to Implement Zero Waste in Kunjir Tourism Village Asep Sukohar; Dwi Aulia Ramdini; Citra Yuliyanda Pardilawati; Afriyani Afriyani; Nurhayati Nurhayati
Warta Pengabdian Andalas Vol 31 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.31.2.233-242.2024

Abstract

Eco-enzyme is one of the solutions for waste organic management to become a higher-value product. As a tourist village, Kunjir village is one of the banana producers, where it needs help with garbage or banana waste from plantations. This waste can damage beauty and pollute the environment. Therefore, this engagement in community activity in waste organic management from banana peels is necessary to implement zero waste and a healthy environment. We aimed to improve the knowledge and skills of the local community in waste management. Banana peels become eco-enzyme and soap that contains eco-enzyme products. The eco-enzyme information was delivered first and then followed by practice or simulation. Twenty-five respondents were dominated by household wives, with ages 31-40 years as much as 36%, 41-50 years 28%, 51-60 years 25%, and 21-30 years 12%. According to the measurement of the initial score, 48% of respondents have good knowledge, and 92% have improved after following the training. We conclude that 44% of the total score of respondents was improved. Through this training, it is hoped that we can improve banana waste processing and improve our skills in processing eco-enzyme organic waste into a liquid rich in benefits, especially as a cleaning agent. This activity is essential in initiating waste management and implementing a healthy environment. Furthermore, it can encourage self-resilience and the development of a tourist village.