Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pasien yang diasuransikan di bawah JKN mempersepsikan dan mematuhi mekanisme rujukan berjenjang, khususnya dari pengalaman hidup mereka di fasilitas kesehatan sekunder di Jawa Tengah. Metode: Pendekatan kualitatif yang didasarkan pada fenomenologi hermeneutika Van Manen digunakan untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang narasi pasien. Lima partisipan di RSU Amanah Umat yang baru saja menggunakan sistem rujukan dipilih secara purposif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan semi-terstruktur dan dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi esensi dari pengalaman mereka terkait kepatuhan rujukan. Hasil: Temuan menunjukkan adanya lapisan persepsi dan respons emosional yang kompleks. Banyak pasien terombang-ambing antara pemahaman yang jelas dan kebingungan, yang sebagian besar disebabkan oleh penyebaran informasi yang tidak konsisten dan literasi kesehatan yang rendah. Yang lain menggambarkan perjuangan untuk menyeimbangkan kebutuhan kesehatan pribadi dengan kendala prosedural, yang mengarah pada ketidakpuasan ketika dihadapkan pada antrian yang panjang atau akses yang ditolak. Dimensi emosional seperti kepercayaan dan kekecewaan juga menonjol, terutama ketika pasien merasa tidak berdaya atau diabaikan. Dinamika interpersonal-seperti dorongan dari keluarga, empati penyedia layanan, dan bimbingan administratif-memainkan peran penting dalam memodifikasi persepsi dan kepatuhan. Kesimpulan: Studi ini menggarisbawahi bahwa kepatuhan terhadap sistem rujukan JKN tidak hanya merupakan fungsi dari penegakan kebijakan, tetapi juga dibentuk oleh faktor sosial, emosional, dan informasi. Mengatasi lapisan-lapisan ini melalui inisiatif literasi kesehatan, komunikasi yang berempati, dan transparansi administratif dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman pasien dan efektivitas sistem.