Sejak masa konsepsi telah dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga diperlukan persiapan optimal oleh ibu dan keluarga dalam masa 1000 hari pertama kehidupan. Stunting merupakan salah satu gangguan pertumbuhan yang timbul akibat kurang optimalnya persiapan sejak masa pra konsepsi hingga anak usia 2 tahun. Gangguan perkembangan muncul sebagai akibat kurangnya asupan nutrisi serta kurangnya stimulasi yang diberikan. Kasus stunting di Sulawesi Barat masih sangat tinggi namun masih kurangnya data yang tersedia mengenai jumlah kejadian stunting sebagai salah satu gangguan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan perkembangan anak usia 24 – 60 bulan di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada 400 anak usia 24 – 60 bulan di Kabupaten Mamuju. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu analisis univariat bivariat. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS Ver. 25 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan p value < 0,05. Uji statistika Spearman dilakukan untuk menguji korelasi antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan masih tingginya angka gangguan pertumbuhan dan perkembangan di Kabupaten Mamuju. Sebanyak 39% dari 400 anak ditemukan mengalami stunting, 15% mengalami berat badan kurang (underweight), 8.5% mengalami gizi kurang, dan 1.8% mengalami gizi buruk. Ditemukan 33.5% anak yang diduga memiliki gangguan perkembangan dan 10.3% anak teridentifikasi perkembangannya tidak sesuai. Selain itu, dibuktikan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan yang terganggu terhadap perkembangan anak secara signifikan (p value < 0,05).