Penyakit menular merupakan sebuah kondisi patologis yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas dunia, dimana diketahui angka tersebut akan terus meningkat dan berdampak pada penurunan angka harapan hidup seseorang, oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas penyakit ini. Kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) diketahui mengandung flavonoid sebagai senyawa metabolit sekunder yang berpotensi dalam meningkatkan aktivitas sistem kekebalan dengan mempengaruhi kerja imunitas tubuh dalam mengeleminasi patogen penyebab penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah jeruk nipis yang dibagi atas beberapa variasi konsentrasi yaitu 0,1; 1, 10, 100, dan 1000 ppm. Penentuan adanya efek farmakologis ekstrak sebagai imunomodulator yaitu dengan melalui perhitungan aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag tikus secara in vitro dengan menggunakan Staphylococcus aureus sebagai antigen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah jeruk nipis memiliki potensi sebagai imunostimulan, dimana setiap konsentrasi ekstrak dapat meningkatkan nilai aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag. Ekstrak kulit buah jeruk nipis pada konsentrasi 1000 ppm memiliki efek imunostimulan yang paling baik dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif Phosphate Buffered Saline (PBS) (p>0,05) dengan nilai aktivitas dan kapasitas fagositosis berturut-turut sebesar 90,67% dan 4,31 serta tidak berbeda secara signifikan terhadap kontrol positif dengan konsentrasi 1000 ppm (p<0,05).