I Wayan Ramantha
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENGUNGKAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BALI TAHUN ANGGARAN 2020 Nengah Jnana Putra; I Gusti Ayu Nyoman Budiasih; I Wayan Ramantha; I Nyoman Wijana Asmara Putra
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.12.NO.08.TAHUN.2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EEB.2023.v12.i08.p08

Abstract

This study aims to identify delays in budget absorption in the work units within the Bali Ministry of Law and Human Rights Regional Office and the factors causing it with goal setting theory as the foundation theory. This research is a qualitative research with a case study approach. In this research, the research site is the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights in Bali. Secondary data sources come from the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights in Bali and publications on the official website of the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia and the Directorate General of Treasury of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. The primary data in this study were the results of direct interviews with research sources. The results of the study indicate that there is a tendency for delays in the absorption of budget expenditures in work units within the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights, Bali. The factors that cause delays in the absorption of the central government's budget are the Covid-19 pandemic, budget planning, procurement of goods/services, and human resources. Goal setting theory is a motivational theory that has an influence in achieving the performance targets that have been set.
PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN PERILAKU TIDAK ETIS PADA KENCENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Dewa Ayu Inmas Regina; I Wayan Ramantha
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.13.NO.09.TAHUN.2024
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EEB.2024.v13.i09.p11

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan perilaku tidak etis pada kecenderungan kecurangan akuntansi di LPD Kabupaten Gianyar. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 219 responden dari 73 LPD di Kabupaten Gianyar. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa efektivitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi berpengaruh negarif pada kecenderungan kecurangan akuntansi. Sedangkan perilaku tidak etis berpengaruh positif pada kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini dapat mengkonfirmasi dengan teori keagenan dan fraud triangle theory.
PENGARUH KESESUAIAN JUMLAH PINJAMAN, PENINGKATAN OMZET USAHA DAN KESESUAIAN JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN TERHADAP KELANCARAN KUR Lorita Gwee; I Wayan Ramantha
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.13.NO.11.TAHUN.2024
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EEB.2024.v13.i11.p06

Abstract

KUR Mikro BRI Unit Lelateng merupakan program pemerintah dengan tujuan memberikan bantuan modal kepada UMKM sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian jumlah pinjaman, peningkatan omzet usaha dan kesesuaian jangka waktu pengembalian terhadap tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni sejumlah 52 sampel yang merupakan debitur yang menunggak KUR Mikro BRI Unit Lelateng. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel jenuh, data yang dikumpulkan melalui metode survey dengan menggunakan instrument kuesioner. Kemudian, data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa semakin besar jumlah pinjaman maka tingkat kelancaran pengembalian kredit semakin tinggi. Semakin besar omzet usaha maka tingkat kelancaran pengembalian kredit semakin tinggi pula dan semakin lama jangka waktu pengembalian maka akan semakin tinggi tingkat kelancaran pengembalian kreditnya.
PENGARUH PROFESIONALISME, SENSITIVITAS ETIS, DAN REWARD TERHADAP INTENSI AUDITOR INSPEKTORAT BADUNG DALAM MELAKUKAN WHISTLEBLOWING INTERNAL Ni Ketut Meyta Pradnya Dewi; I Wayan Ramantha
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.13.NO.06.TAHUN.2024
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EEB.2024.v13.i06.p18

Abstract

Riset ini dimaksudkan dalam mengevaluasi pengaruh profesionalisme, sensitivitas etis, serta reward terhadap intensi pengaudit di Inspektorat Badung dalam melakukan whistleblowing internal. Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada 47 Auditor Inspektorat Badung dengan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil riset menunjukkan bahwa profesionalisme dan sensitivitas etis berpengaruh positif terhadap intensi whistleblowing internal, sedangkan reward tidak ditemukan memiliki pengaruh pada intensi auditor. Temuan ini dapat memberikan pandangan yang bermanfaat bagi pemerintah dan badan-badan pengawas untuk meningkatkan whistleblowing internal dan memperbaiki tata kelola keuangan dan operasional yang lebih baik. Berdasarkan hasil pengujian variabel intensi whistleblowing masih dipengaruhi faktor lain sebesar 15,7 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model penelitian. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menyempurnakan dan mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel yang merupakan faktor lain yang dapat menjelaskan intensi whistleblowing seperti pengungkapan fraud pada apip, pemahaman auditor terhadap audit investigasi, independensi dan steptisme yang dimiliki seorang apip, pengalaman, personal cost, komitmen profesi, dan lost of control.