p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal FORTE JOURNAL
Mexsi Mutia Rissa
Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE EFFECT OF EDUCATION LEVEL AND PUBLIC KNOWLEDGE ABOUT THE USE OF ANTIBIOTICS IN UMBULHARJO YOGYAKARTA Mexsi Mutia Rissa; Orviana Hara Aily; Danang Yulianto
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.645

Abstract

Antibiotics are one of the drugs used by the public in self-medication. 27.8% kept antibiotics at home. The existence of antibiotics for self-medication shows irrational use of drugs. Meanwhile, many antibiotics were stored in households, 86.1% of which were obtained without a doctor's prescription or doctor's examination. The purpose of this study was to determine the effect of the level of education and public knowledge about the use of antibiotics in Umbulharjo, Yogyakarta. The research method used is This study used a non-experimental descriptive analytic method with a cross sectional approach. The samples taken were 89 respondents, the sampling technique used was purposive sampling. This research is explorative in nature and data is obtained through a questionnaire. The research data was carried out by the Spearman rank test. The results of this study indicate that the demographic characteristics of the Umbulharjo community show that the highest age with a percentage of 42.70% and the most sexed people are women with a percentage of 58.42%. The education level of the most respondents is Senior High School 49.45%. Respondents have the highest level of knowledge with sufficient knowledge as much as 48.31% and the level of education of respondents has no effect on the level of public knowledge about antibiotics.
PENETAPAN KADAR AIR, KADAR SARI LARUT AIR DAN KADAR SARI LARUT ETANOL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia Steen.) Andi Wijaya; Mexsi Mutia Rissa
FORTE JOURNAL Vol 4 No 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i2.792

Abstract

Anredera cordifolia atau binahong merupakan tanaman yang menjalar, bersifat perenial yang berarti berumur lama dan dapat hidup bertahun-tahun. Daun binahong dapat dikembangkan secara generatif atau dengan proses penyerbukan dan pembuahan. Daun binahong memiliki berbagai kandungan seperti senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid atau steroid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa fenol yang diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meregenerasi sel β pankreas. Tanaman binahong memiliki potensi untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti diabetes. Obat tradisional yang terbukti berkhasiat perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin mutu keamanan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan karakteristik ekstrak daun binahong meliputi penetapan kadar air, kadar sari larut air, dan kadar sari larut etanol. Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa parameter spesifik uji kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol daun binahong pada serbuk memiliki nilai kadar abu sebesar 16,5%, kadar sari larut air mendapatkan hasil sebanyak 16.20 ± 0,29% dan kadar sari larut etanol mendapatkan hasil sebanyak 4.52 ± 0,05%.
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERASAN SEGAR DAN SEDUHAN DAUN PEPAYA (Carica papaya .L) Andi Wijaya; Mexsi Mutia Rissa; Luttsiyyana Farah Labibah
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1169

Abstract

Daun pepaya (Carica papaya L) mengandung flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Daun pepaya dapat dibuat sediaan berupa serbuk simplisia serta ekstrak segar untuk meminimalkan proses pemanasan yang berpengaruh terhadap kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menengetahui kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan perasan segar dan seduhan daun pepaya menggunakan metode DPPH. Daun pepaya dibuat 2 sediaan yaitu sari air dan seduhan. Sari air dibuat dari daun segar diekstraksi dengan cara diblender dengan penambahan air perbandingan 1:1 hingga diperoleh sari air daun pepaya kemudian dipekatkan. Seduhan dibuat dengan mengeringkan daun pepaya dengan kering angin kemudian diserbuk. Kedua bentuk sediaan dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukan bahwa perasan segar dan seduhan daun pepaya mengandung senyawa fenol, flavonoid, tannin dan steroid. Senyawa saponin tidak terdeteksi pada perasan daun papaya. Nilai IC50 dari perasan segar adalah 322,64 ppm dengan kategori lemah dan seduhan daun papaya adalah 147,71 ppm dengan kategori sedang.
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KAPSUL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia Steen.) SEBAGAI ANTIDIABETES Mexsi Mutia Rissa; Andi Wijaya; Qarriy ‘Aina Urfiyya
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1262

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol. Salah satu alternatif pengobatan yang dapat dikembangkan adalah penggunaan bahan alami, seperti ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia), yang diketahui memiliki potensi sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan dan mengevaluasi fisik sediaan kapsul ekstrak daun binahong sebagai antidiabetes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksperimental, ada 3 formulasi variasi sediaan kapsul ekstrak daun binahong (F1, F2, dan F3) yang dibuat menggunakan bahan pengikat dan disintegran yang berbeda. Setiap formula dievaluasi berdasarkan uji organoleptik, uji waktu alir granul, uji waktu istirahat granul, uji pengetapan granul, dan uji waktu hancur kapsul. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menentukan formula terbaik berdasarkan kriteria fisik yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formula F1 memiliki waktu alir granul yang lebih baik, waktu istirahat granul yang sesuai standar, pengetapan granul yang relatif optimal, dan waktu hancur kapsul yang sangat cepat (1,02 detik), yang menunjukkan bahwa formula ini memiliki kualitas fisik yang baik. Formula F1 juga menunjukkan potensi terbaik untuk pengembangan lebih lanjut sebagai sediaan kapsul antidiabetes. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa Formula F1 adalah formula terbaik di antara ketiga formula yang diuji.