Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK MENULIS SEMI-TERBIMBING DENGAN MEDIA SYAIR LAGU PAD A SISWA KELAS IX H SMP NEGERI17 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Supriyono, .
Jurnal MANAJEMEN Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal MANAJEMEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.299 KB)

Abstract

Kemampuan menulis cerita pendek (cerpen), merupakan kemampuan bersastra yang sulit dan kompleks. Fakta menunjukkan siswa kelas IX H SMP Negeri 17 Semarang tahun pelajaran 2011/2012 masih mengalami kesulitan dalam mempelajari mated tersebut. Penelitian ini berupaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen melalui teknik menulis semi-terbimbing dengan media syair lagu. Melalui pembimbingan, siswa dipandu bagaimana cara menulis cerpen. Dan agar menarik, lagu remaja atau lagu pop yang digemari siswa digunakan sebagai media untuk memantik minat dan memudahkan siswa dalam menulis cerpen. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX H SMP Negeri 17 Semarang. Dari segi hasil, unsur pembentuk cerpen yang dihasilkan seperti tema, alur, latar, sudut pandang pengarang, penokohan, majas, dan amanat sudah memenuhi syarat sebuah cerpen yang menunjukkan kelengkapan unsur, keutuhan, dan bahasa yang cukup baik dan menarik. Rata-rata nilai yang dicapai siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 65,76 pada siklus 1 dan 71,84 pada siklus 2. Dari segi proses, pembelajaran menulis cerpen melalui teknik menulis semi-terbimbing dengan media syair lagu dapat mengubah perilaku siswa dan mampu mendatangkan respon positif. Siswa tampak aktif, berinisiatif, bekerja sama, dan bertanggung jawab dalam merekayasa syair lagu menjadi sebuah cerpen, sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih interaktif, hidup, dan bermakna.
Tingkat Ketahanan 70 aksesi Plasma Nutfah Kenaf terhadap Fusarium oxysporum Schletch Supriyono, .; Yulianti, Titiek
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 8, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.401 KB) | DOI: 10.21082/btsm.v8n2.2016.65-73

Abstract

Salah satu penyakit penting yang sangat merugikan tanaman kenaf adalah penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum Schlecht. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat ketahanan aksesi kenaf terhadap jamur Fusarium oxysporum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kasa Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang menggunakan rancangan acak lengkap) yang diulang tiga kali. Dalam evaluasi ini digunakan 70 aksesi dan 1 aksesi tahan (BG-52-135) yang digunakan sebagai kontrol. Inokulasi dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) menggunakan suspensi spora dengan kerapatan105/ml sebanyak 100 ml setiap bak. Pengamatan intensitas serangan dilakukan mulai 10–40 hari setelah inokulasi (HSI) dengan interval pengamatan lima hari. Pengamatan persentase diskolorisasi batang dilakukan sekali pada 50 HSI. Hasil pengujian memperoleh 1 aksesi (FJ/017) sangat tahan dengan intensitas serangan terrendah (0,83%) dan 14 aksesi tahan dengan intensitas serangan <10%, 28 aksesi dengan ketahanan moderat, dan 27 aksesi yang rentan terhadap infeksi F. oxysporum. Aksesisi FJ/017 (aksesi yang sangat tahan) dan 14 aksesi yang tahan: 1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/2712), 1095(SUC/003), 838(PARC/2708), 957(FJ/ 007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036(FJ/006), dan 778(PARC/2466) dapat digunakan sebagai sumber ketahanan pada perakitan varietas baru. One of the important disease that very detrimental to kenaf is Fusarium wilt caused by Fusarium oxysporum Schlecht. The purpose of this study was to evaluate the response of 70 kenaf germplasms accessions against F. oxysporum. The study was conducted at the Phytopatology Laboratory and screen house of Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute, Malang using completely randomized design with three replicates.  Seventy accessions and one resistant accession as control (1267 (BG-52-135) were used in this study.  Inoculation of Fusarium was done 7 days after sowing (das) by sprinkling 100 ml of spore suspension into the soil.  Observation of disease intensity started at 10–40 days after inoculation (dai) and repeated every five days.  Percentage of stalk discolorization was estimated at 50 dai.  The results showed that accession 1040 (FJ/017) had the lowest disease intensity (0.83%), hence was categorized as a highly resitant accession. Fourteen accessions were categorized as resistant with disease intensity below or equal to 10%; 28 accessions were moderate resistant; and 27 accessions were susceptible.  FJ/017 (the highset resistant accession) and 14 resis-tant accessions (1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/ 2712), 1095(SUC/003), 838PARC/2708), 957(FJ/007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036 (FJ/006), dan 778(PARC/2466)) could be used as resistant  genetic sources  in developing new varieties.