Mona Foralisa Toyfur, Mona Foralisa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI RISIKO KRITIS YANG MEMENGARUHI ASPEK FINANSIAL PROYEK KPBU JALAN TOL Putri, Fahira Rhomianti; Susanti, Betty; Toyfur, Mona Foralisa
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 12, No 1 (2023): Volume 12 Nomor 1 Mei 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v12i1.30332

Abstract

The Public Private Partnership (PPP) is an alternative option to overcome for Limited funding in meeting the financing needs for the provision of toll road infrastructure so that the project can still be carried. However, infrastructure projects with PPP schemes require large investments and a relatively long concession period, thus allowing risk uncertainty to arise as a result of decisions made during the project to minimize the effect of risk on the financial aspects of the project. This study was aimed at identifying critical risks that affect the financial aspects of toll road PPP projects. Critical risk is defined as a unique risk and/or has differences from other risks that are reviewed in certain aspects. The case study was conducted on the Trans Sumatra toll road project in South Sumatra. Quantitative data (questionnaire survey) and qualitative data (interview) were collected from toll-road private sector. The results of the study identified thirteen critical risks of the toll road project, namely the risks of unavailability of land, problems related to contract documents, inaccurate data assumptions in the feasibility study, geographical conditions, delay in work progress / incompleted on time, design errors that causing addendums/ constructions modification, force majeure, extreme weather, delay in government approval, maintenance on a large scale / more than the estimated coverage and resulting in additional costs, lack of financial resources, inability to pay debts resulting from insufficient project revenue streams and delay in financial closing due to insufficient equity contributionKeywords: Critical Risk Analysis, Financial Aspects, Toll Road, PPP, Trans SumateraSkema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) merupakan salah satu skema kerja sama yang banyak digunakan untuk mengatasi keterbatasan pendanaan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan penyediaan infrastruktur jalan tol agar proyek tetap dapat dilakukan. Permasalahannya proyek infrastruktur dengan skema KPBU memiliki nilai investasi yang besar dan masa konsesi yang relatif panjang, sehingga dapat menyebabkan ketidakpastian risiko timbul akibat dari pengambilan keputusan yang dilakukan selama proyek berlangsung. Identifikasi risiko pada proyek konstruksi penting dilakukan pada awal proyek dibangun agar dapat meminimalisir pengaruh risiko terhadap aspek finansial proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kritis yang memengaruhi aspek finansial proyek KPBU jalan tol. Risiko kritis didefinisikan sebagai risiko unik dan/atau memiliki perbedaan terhadap risiko lainnya yang ditinjau pada aspek tertentu. Studi kasus dilakukan pada proyek jalan tol trans Sumatera di Wilayah Sumatera Selatan. Pengumpulan data kuantitatif (survei kuesioner) dan data kualitatif (wawancara) dilakukan kepada badan usaha ruas jalan tol tersebut. Hasil analisis teridentifikasi tiga belas risiko kritis yang memengaruhi aspek finansial proyek jalan tol, yaitu risiko keterlambatan persetujuan dari pemerintah, pemeliharaan secara besar-besaran, kekurangan sumber daya keuangan, tidak mampu membayar hutang akibat dari aliran pendapatan proyek yang tidak mencukupi, penundaan penutupan keuangan, tidak tersedianya lahan, kondisi geografis, keterlambatan dalam progres pekerjaan, kesalahan desain, force majeure, kondisi cuaca, permasalahan terkait dokumen kontrak dan kesalahan asumsi data pada tahap studi kelayakan.Kata kunci: Analisis Risiko Kritis, Aspek Finansial, Jalan Tol, KPBU, Trans Sumatera
Implementasi Last Planner System Pada Proyek di Palembang (Studi Kasus Proyek Rusunami Jakabaring) Khoirunnisa, Evriza; Toyfur, Mona Foralisa; Susanti, Betty
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol. 15 No. 1 (2019)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.15.1.43-56.2019

Abstract

Saat ini sektor konstruksi mulai melakukan upaya untuk mengurangi waste sekaligus meningkatkan value dengan mengadopsi teori produksi pada industri manufaktur kepada industri konstruksi yang disebut lean construction (konstruksi ramping). Sistem pengendalian produksi (production control) dengan konsep konstruksi ramping merupakan salah satu sistem dalam perencanaan dan pengendalian jadwal pekerjaan. Komponen yang terdapat konsep konstruksi ramping tersebut adalah sistem the Last Planner (LPS). Last Planner System belum banyak digunakan dan mempunyai potensi yang baik karena merupakan bagian dari komponen lean construction dimana dalam perencanaannya semua pihak dapat terlibat secara langsung dan terkoordinasi sehingga pekerjaan yang direncanakan dapat terkontrol dengan baik dalam pelaksanaannya. Setelah melakukan analisis progress kerja harian, LPS mempunyai indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aliran pekerjaan dapat tercapai dengan baik, adapun kontrol aliran kerja Last Planner System yaitu Master Plan, Phase Planning dan Pull Planning, Lookahead Planning, Constraints Analysis, Shielding Production, Weekly Work Plan dan Percent Plan Complete (PPC) sebagai standar untuk mengontrol unit-unit produksi, menentukan jadwal proyek, strategi pelaksanaan, dan lain-lain. Pada penelitian ini, hasil rata-rata PPC adalah 73%. Tujuan dilakukannya penelitian dengan metode LPS ini yaitu untuk menganalisis implementasi konsep Last Planner System yang dibandingkan dengan progress aktual dalam meningkatkan reliabilitas pekerjaan harian dan Melakukan evaluasi kinerja pekerjaan kontraktor menggunakan LPS. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kurva S, data progress rencana dan aktual mingguan proyek juga dilakukan pengolahan data dengan konsep aliran kerja LPS. Untuk membuktikan bahwa perhitungan PPC yang dilakukan sesuai dengan kondisi di lokasi proyek, maka dilakukan perbandingan data dari hasil perhitungan PPC menggunakan LPS dengan progress data mingguan di lokasi proyek yang didapat dari pihak kontraktor. Dari hasil perbandingan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil PPC mingguan tidak jauh berbeda dengan hasil data progress mingguan yang didapat dari pihak kontraktor. Hal ini membuktikan bahwa LPS dapat meningkatkan reabilitas perencanaan di atas 70% sehingga tingkat resiko terjadinya keterlambatan proyek akan semakin kecil.