Rahmani
STKIP PGRI BANJARMASIN

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Unsur-Unsur Kebudayaan Dalam Tari Tradisi Kanjan Halu Di Sanggar Tari Tingang Menteng Pahunjung Tarung Kabupaten Kapuas FAHRUL RAJI; Rahmani; Suwarjiya
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 2 No 2 (2022): Volume 2 No.2 Oktober 2022
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/tdk.v2i2.1890

Abstract

Tari Kanjan Halu adalah tari tradisi di Kalimantan Tengah yang diciptakan oleh Alm. Narpan M.Apoi pada tahun 1957, merupakan tari hiburan rakyat yang sarat akan budaya lokal. Menceritakan kegiatan aktivitas berladang Suku Dayak Ngaju yang dilakukan secara bergotong-royong atau Handep. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk penyajian dan unsur kebudayaan dalam tari tradisi Kanjan Halu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian dianalisis hingga menghasilkan simpulan penelitian. Hasil penelitian sebagai berikut: (1)Bentuk penyajian meliputi 12 Ragam Gerak, 17 Pola Lantai, 7 iringan alat musik, tata busana baju Kurung untuk penari perempuan dan baju Kurung Hatue Pandak Lenge untuk penari laki-laki, tata rias natural sebagai karakter masyarakat, Tempat pertunjukan prosenium dan 3 Properti yang digunakan. (2) Unsur kebudayaan yang ditemui meliputi Bahasa dalam judul tarian dan bahasa simbol, sistem pengetahuan didapatkan dari bahan properti, organisasi sosial dan kemasyarakatan yaitu budaya Handep, sistem peralatan hidup dan teknologi dari properti yang digunakan, sistem mata pencaharian hidup tampak dari tema tarian yaitu pertanian, Sistem religi didapati gerakan Kanjan dan Kesenian meliputi tari dan musik pengiring.
TARI TANDIK LAYAR DALAM UPACARA ADAT BAWANANG DI DESA MAPAT KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN Siri; Rahmani; Andi Wijaya
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 3 No 1 (2023): Volume 3 No 1 April 2023
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/tdk.v3i1.2375

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan Tari Tandik Layar Dalam Upacara Bawanang sebagai bagian dari upacara aruh adat bawanang. Penelitian ini dilakukan untuk menggali ingin mengetahui lebih terperinci lagi tentang upacara tari tandik layar dalam Aruh adat Bawanang untuk mengenalkan pada generasi baru khususnya anak-anak muda atau remaja yang berdasar pada hasil observasi banyak diantara kalangan mereka belum mengetahui tentang tari tandik layar dalam upacara Aruh adat Bawanang. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan Penyajian Tari Tandik Layar Dalam Upacara Aruh adat Bawanang di Desa Mapat Kecamatan Halong Kebupaten Balangan. (2) Mendeskripsikan fungsi tari tandik layar Dalam Upacara Adat Bawanang di Desa Mapat Kecamatan Halong Kabupaten Balangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian Deskript Kualitatif. Prosedur pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara kepada beberapa narasumber yang terlibat dalam penelitian ini, serta dokumentasi berupa foto-foto dan video tari tandik layar dalam upacara Aruh adat Bawanang sebagai pendukung penelitian. Peneliti berusaha menemukan dan mendeskripsikan secara lengkap tentang penyajian dan fungsi tari tandik layar dalam upacara Aruh adat Bawanang.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Struktur Upacara Tari Tandik Layar Dalam Upacara Aruh Adat Bawanang Di Desa Mapat Kecamatan Halong Kabupaten Balangan terdiri dari Aturan-Aturan Pelaksanaan Upacara Aruh Bawanang, Persiapan Upacara Aruh Adat Bawanang, Pelaksanaan Upacara Aruh Adat Bawanang malam pertama sebagai malam mentahnya (sesajen mentah) dan malam terakhir sebagai malam masaknya (sesajen yang sudah bolah di makan). (2) penyajian tari tandik layar dalam upacara aruh adat bawanang di desa mapat kecamatan halong kabupaten balangan, adalah tari uapacara ritual ber kelompok (3) fungsi tari tandik layar dalam upacara aruh adat bawanang di desa mapat kecamatan halong kabupaten balangan adalah sebagai bagian dari ritual penyembuhan.
TARI TOPENG PAMINDU NINI ASTALIAH DI DESA BARIKIN Della Silvina; Rahmani; Suwarjiya
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 3 No 2 (2023): Volume 3 No 2 Oktober 2023
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/tdk.v3i2.2408

Abstract

Penelitian ini berkaitan dengan Tari Topeng Pamindu Nini Astaliah Di Desa Barikin. Tari topeng berkembang di barikin sekitar tahun 1380 pada saat Kerajaan Dipa topeng memiliki 7 jenis adapun topeng yang paling sering nini astaliah tarikan adalah Topeng Pamindu. Tujuan Penelitian ini : (1) Mendeskripsikan bentuk penyajian tari topeng pamindu nini astaliah, (2) Mendeskripsikan fungsi tari topeng pamindu nini astaliah. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil Penelitian yang diperoleh adalah, bentuk penyajian Tari Topeng Pamindu Gerak , Iringan/Musik , Tata Rias,Tata Busana, Pola Lantai, Tempat Pertunjukan, Properti, Tema, Tata Lampu tema tari topeng pamindu adalah upacara ritual gerak topeng pamindu terdapat 16 ragam gerak iringan musik menggunakan seperangkat alat musik gamelan banjar ada 8 alat musik yang dimainkan tata rias menggunakan rias natural.baju poko berwarna kuning, ,tapih sasirangan, kida- kida,selendang, ikat pinggang, kalung, anting, gelanggelang kaki giring-girimg dan subrah. Pola lantai yang digunakan adalah maju mundur ke samping kiri ke samping kanan lurus, tempat pertunjukan yang digunakan adalah panggung terbuka dan panggung proscenium. Properti topeng pamindu dan kain penutup topeng berwarna kuning tata lampu yang digunakan dalam tari topeng pamindu adalah cahaya matahari.
TARI BAKANJAR DALAM UPACARA ADAT MAHANYARI BANIH ANUM DI DESA HARUYAN DAYAK KECAMATAN HANTAKAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Misbahul Jannah; Suwarjiya; Rahmani
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 2 No 2 (2022): Volume 2 No.2 Oktober 2022
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/tdk.v2i2.2427

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan Tari Bakanjar dalam Upacara Mahanyari Banih Anum di Desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tari Bakanjar yang merupakan satu- satunya seni tari yang ada di Desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tari Bakanjar memiliki peran dalam kehidupan masyarakat Desa Haruyan Dayak. Tujuan penelitian ini yaitu mendiskripsikan sejarah , bentuk penyajian Upacara Mahanyari Banih Anum dan mendeskripsikan peran Tari Bakanjar dalam kehidupan masyarakat Desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara kepada beberapa narasumber yang terlibat dalam penelitian ini, serta dokumentasi berupa foto-foto dan video tari Bakanjar sebagai pendukung penelitian.Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : (1) Tari Bakanjar dalam upacara di Desa Haruyan Dayak terutama dalam Aruh Mahanyari Banih Anum berawal dari lahirnya Religi Balian. Keberadaan tari Bakanjar dalam upacara Mahanyari Banih Anum bersamaan dengan dilaksanakan Aruh huma, (2) Bentuk penyajian dan Struktur upacara Mahanyari Banih Anum terbagi menjadi tahapan : Persiapan (Musyawarah dan batarah), Pelaksanaan Aruh ada prosesi pembukaan (tari Bakanjar, panyarahan, balapas basar, manjanji Balai, bakapur, dan bapalit liur), Prosesi inti (bamamang dan Batandik), dan Penutup pelaksanaan (manggalung). (3) Peran Tari Bakanjar pada upacara Mahanyari Banih Anum merupakan bagian prosesi pembukaan pada pelaksanaan Aruh dan sebagai bentuk penyambutan terhadap para tamu undangan baik dari dunia tengah (manusia) maupun dunia bawah (roh-roh leluhur). Bagi para pemuka adat tari Bakanjar selain sebagai bagian prosesi upacara juga berperan sebagai sarana komunikasi baik dengan Ilah (Tuhan), datu nini (leluhur), maupun dengan sesama manusia. Dengan dilaksanakannya tari Bakanjar pada upacara adat para penari dan pelaku Aruh dapat mengungkapkan ekspresi rasa syukur, suka cita, harapan, dan mengikat perasaan lebih dalam lagi tentang keberadaan para dewa dan roh leluhur dalam keberlangsungan hidup mereka.