Juliuska Sahertian
Tourism – Culinary Business, Universitas Ciputra Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Potensi Industri Pangan dalam Pengembangan Pariwisata Bromo: Persepsi Penduduk Desa Wonokitri Oki Krisbianto; Hari Minantyo; Juliuska Sahertian
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v5i2.7656

Abstract

Pembangunan pariwisata di kawasan Bromo berpotensi merusak budaya Tengger akibat masuknya budaya asing yang dibawa wisatawan, seperti tergilasnya pangan warisan budaya Tengger oleh jenis makanan yang lebih populer dikenal wisatawan. Peran industri pangan penting untuk mendukung citra pangan warisan budaya Tengger, antara lain meningkatkan kapasitas produksi, sanitasi, keamanan, standar kualitas, umur simpan, dan penanganan limbah makanan. Permasalahan yang dihadapi adalah kesiapan sumber daya manusia hingga teknologi masyarakat Tengger serta seberapa jauh kesediaan masyarakat Tengger dalam menyerap perkembangan zaman tanpa mengubah adat budaya tradisional mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Tengger yang tinggal di Desa Wonokitri, Pasuruan, terhadap potensi pengembangan industri pangan di sana. Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuantitatif secara sampling kuota terhadap 400 orang penduduk Desa Wonokitri di Pasuruan dengan menggunakan kuesioner. Ditemukan bahwa meskipun mayoritas responden berpendapat bahwa industri pangan sangat mungkin untuk didirikan di Wonokitri, kurangnya minat penduduk dan kurangnya keterampilan menjadi penghambat yang paling utama. Selain itu, kurang dari separuh responden terjangkau penyuluhan dan kurang dari seperempatnya terjangkau bantuan modal pemerintah. Temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata Bromo yang berkelanjutan, baik untuk konservasi alam maupun konservasi budaya Tengger.