Azhari Azhari
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendidikan Dalam Keluarga: Potret Keluarga Perspektif Al-Qur’an Azhari Azhari
TA'DIBAN Vol 2 No 1 (2021): Juli - Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61456/tjie.v2i1.32

Abstract

Dimensi dan ruang lingkup pendidikan saat ini hanya dipahami sebatas sekolah formal klasikal semata. Padahal sejatinya, ia merupakan sistem tatanan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosio masyarakat manusia. Salah satu dimensi tersebut adalah institusi keluarga. Dalam Islam, pendidikan keluarga yang teraplikasi dalam struktur rumah tangga memiliki posisi yang krusial sebagai pilar bangunan peradaban. Al-Qur’an menyebutkan beberapa potret pendidikan keluarga yang patut diteladani masyarakat saat ini, yaitu Lukmanul Hakim, Nabi Ibrahim alaihissalam (as.), dan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam (SAW). Uraian tentang potret keluarga tersebut menghasilkan keterangan bahwa hal yang paling pertama dan utama dalam proses pendidikan keluarga adalah pembentukan pribadi yang bertauhid dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Efektivitas Pembelajaran Al-Arabiyah Linnasyiin Jilid 2 dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Azhari Azhari; Kartini Kartini
TA'DIBAN Vol 3 No 1 (2022): Juli - Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61456/tjie.v3i1.53

Abstract

Pembelajaran bahasa Arab adalah proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa, baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap percaya diri siswa dalam berbicara. Keterampilan berbicara bahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari menjadi tujuan pokok pembelajaran Al-Arabiyah Linnasyiin jilid 2 sebagai suatu upaya membentuk kepribadian diri dalam berkomunikasi dengan bahasa asing karena kemampuan berbahasa dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan berbicara (maharatul kalam) sebelum menunjukkan kemampuan-kemampuan yang lain. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran Al-Arabiyah Linnasyiin jilid 2 dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab siswa kelas X di SMA Integral Hidayatullah Boarding School Batam.
Sekularisasi Sains Modern Azhari Azhari
TADRIBUNA Vol 2 No 1 (2021): Juli - Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61456/tjiec.v2i1.44

Abstract

Peradaban yang kuat dan hegemonik akan mempengaruhi konsep sains dan basis epistemologi dunia secara umum. Saat ini, Barat telah menahbiskan diri sebagai satu kekuatan peradaban yang tampil superior menguasai segala aspek kehidupan manusia. Sejarah panjang perjalanannya bermula dari asimilasi Yunani-Romawi, kelamnya penindasan hegemoni Gereja (the dark ages), dan beralih menuju zaman ‘terlahir kembali’ (renaisance) yang anti sains dan anti Tuhan (agama). Fase inilah yang melatarbelakangi babak baru dalam sejarah peradaban Barat yang dinamakan modernisme-postmodernisme sekular. Inilah wajah peradaban Barat yang sesungguhnya; anti Tuhan. Segala hal yang berbau agama dan identik dengan otoritas Tuhan harus dienyahkan dari realitas manusia. Tuhan telah mati, kata Nietzche. Tuhan tidak lagi berhak mengatur manusia (teosentris), manusia dituhankan, Tuhan pun dimanusiakan (humanisme). Pandangan hidup (worldview) inilah yang diterapkan Barat dalam sains modern. Pandangan yang kental aroma sekularisme, rasionalisme, empirisme, relativisme, cara berpikir dikotomis, desakralisasi dan penafian kebenaran metafisis. Dimensi inilah yang berbenturan secara konsepsi dalam epistemologi Islam. Ironisnya, sarjana Muslim dan Perguruan Tinggi Islam kadang terpengaruh dalam kerangka berpikir tersebut yang justru sering kali muncul pemikiran-pemikiran dekonstruktif terhadap keilmuan Islam itu sendiri.
Pendidikan Dalam Keluarga: Potret Keluarga Perspektif Al-Qur’an Azhari Azhari
TADRIBUNA Vol 1 No 2 (2021): Januari - Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61456/tjiec.v1i2.46

Abstract

Dimensi dan ruang lingkup pendidikan saat ini hanya dipahami sebatas sekolah formal klasikal semata. Padahal sejatinya, ia merupakan sistem tatanan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosio masyarakat manusia. Salah satu dimensi tersebut adalah institusi keluarga. Dalam Islam, pendidikan keluarga yang teraplikasi dalam struktur rumah tangga memiliki posisi yang krusial sebagai pilar bangunan peradaban. Al-Qur’an menyebutkan beberapa potret pendidikan keluarga yang patut diteladani masyarakat saat ini, yaitu Lukmanul Hakim, Nabi Ibrahim alaihissalam (as.), dan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam (SAW). Uraian tentang potret keluarga tersebut menghasilkan keterangan bahwa hal yang paling pertama dan utama dalam proses pendidikan keluarga adalah pembentukan pribadi yang bertauhid dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Filsafat Islam: Telaah Tentang Korelasi Epistemologi Al Quran dan Sains Modern Azhari Azhari
TADRIBUNA Vol 3 No 1 (2022): Juli - Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hidayatullah Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61456/tjiec.v3i1.56

Abstract

Berkembangnya sains modern ternyata mengkonfirmasi ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran. Hal tersebut mendorong mereka untuk menggali lebih lanjut sains dalam Al-Quran. Bahkan sebagian dari mereka menyatakan bahwa Al-Quran adalah sumber bagi sains modern. Bukti sejarah kegemilangan umat Islam yang telah melahirkan para ilmuwan. Bagaimana sebenarnya hubungan sains dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kealaman? Ulasan ini menemukan bahwa walaupun mengandung banyak isyarat sains, namun perlu ditegaskan Al-Quran dan Sunnah bukanlah ensiklopedia sains, Al-Quran dan Sunnah adalah pedoman hidup. Meski demikian, Al-Quran dan Sunnah telah mengajarkan etos ilmiah dalam memahami sains. Etos inilah yang pada masanya menelurkan ilmuwan-ilmuwan dengan karya yang luar biasa. Kata Kunci: al-Qur’an, sains, filsafat