Nyoman Lia Susanthi
Television and Film Program Study, Faculty of Arts and Design, Indonesian Arts Institute of Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Wacana Tanding Film Gundala Hegemoni Hollywood I Komang Arba Wirawan; Nyoman Lia Susanthi; Made Rai Budaya Bumiarta
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 1 (2021): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film laga Indonesia mencatat rekor sejarah di tahun 2019. Film superhero Gundala: (2019) bisa menjadi rekor dan wacana tanding untuk menyaingi film superhero Amerika Hollywood yang mendominasi perfilman Indonesia. Terinspirasi dari sosok spiritual Ki Ageng Selo. Menurut legenda, Ki Ageng Selo dipercaya dapat menangkap kilat. Oleh karena itu, nama Gundala diambil dari kata gundolo yang berarti kilat. Gundala adalah karakter yang diciptakan oleh komikus Hasmi: (1969). Gundala berhasil menjadi counter-discourse film Hollywood. Dengan alur maju mundur yang seru, konflik diciptakan oleh Joko Anwar sebagai sutradara dan penulis naskah. Data primer untuk penelitian ini adalah film Gundala. Film ini dianalisis dengan teori counter-discourse (Foucault), dan teori film Mise En Scene (Roland Barthes) untuk menggambarkan aspek visualnya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif terhadap unsur dan struktur pembentuk Gundala untuk menumbangkan wacana dominan film superhero Hollywood. Dengan penelitian ini diharapkan komik atau kearifan lokal dapat digali sebagai salah satu sumber penciptaan film bergenre superhero. Dominasi film nasional Hollywood bisa diminimalisir dengan meningkatkan kualitas film bergenre superhero Indonesia.