Erwina Sumartini, S.ST
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN KEPUASAN IBU BERSALIN TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI RUANG PONED PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2012 Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 2 (2013): Agustus 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i2.22

Abstract

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Namun, keadaan fisiologis tersebut dapat menjadi patologis karena hal lain misalnya komunikasi yang kurang baik. 90% kesakitan dan kematian ibu terjadi di sekitar persalinan yang sebelumnya sering tak dapat diramalkan. Oleh karena itu, peran petugas kesehatan terutama bidan dalam asuhan persalinan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi adanya komplikasi. Selain itu, memberikan pelayanan yang bermutu dari segi komunikasi interpersonal dan konseling sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan perilaku komunikasi interpersonal/konseling bidan selama proses persalinan di Ruang Poned Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan pelayanan intranatal khususnya dalam pelaksanaan KIP/K. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh ibu bersalin di ruang Ruang Poned Puskesmas Ciawi Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei-Juni tahun 2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Analisa data dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar (70%) ibu bersalin merasa puas dengan perilaku komunikasi interpersonal/konseling yang telah dilakukan oleh bidan. Hal ini berarti perilaku komunikasi interpersonal/konseling yang telah dilakukan oleh bidan sudah baik. Perilaku bidan dalam komunikasi yang sudah memuaskan klien sehingga klien akan merasa nyaman dengan asuhan yang telah diberikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi interpersonal/konseling yang dilakukan oleh bidan dalam pelayanan Intranatal Care sebagian besar merasa puas. Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan untuk terus berupaya memberikan arahan dan informasi kepada masyarakat akan pentingnya pertolongan persalinan
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.37

Abstract

Menurut data Puskesmas kejadian BBLR pada tahun 2012 berjumlah 74 Bayi dan tahun 2013 berjumlah 58 bayi. BBLR juga menjadi penyebab tertinggi dari kematian bayi di Puskesmas Singaparna, pada tahun 2013 kematian bayi akibat BBLR sebanyak 7 bayi (33,33%) dan pada tahun 2013 sebanyak 2 bayi (14,28%).Secara umum faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR diantaranya : 1) faktor ibu yaitu penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan, umur ibu, paritas, jarak kehamilan, riwayat BBLR, gizi ibu selama hamil, sosial ekonomi dan pengawasan antenatal yang kurang. 2) faktor janin yaitu : kelainan kromosom, infeksi janin kronik, disautosomia familia, radiasi, kehamilan ganda/kembar dan aplasia pancreas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Populasi penelitain adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi baru lahir dengan BBLR sebanyak 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan usia 20-30 tahun (70.42%) dan paritas multipara (53.52%)sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan status gizi baik (tidak KEK 84.51%) sebagian besar dilahirkan oleh ibu yang tidak mempunyai komplikasi kehamilan (59.15%) dan tidak mempunyai penyakit saat hamil (90.14%) dan tidak mengalami hamil kembar (90.14%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa usia 20-30 tahun dan paritas multipara merupakan penyebab terbanyak kasus BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Saran bagi pihak Puskesmas adalah melakukan upaya untuk memotivasi setiap pasangan usia subur untuk mengatur jarak kehamilan di usia reproduksi dan lebih meningkatkan kualitas asuhan antenatal kepada seluruh ibu hamil dengan atau tanpa risiko kehamilan dengan menekankan asupan nutrisi pada ibu hamil dan mendeteksi sesegera mungkin setiap komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, serta melakukan penanganan intensif terhadap penyakit yang diderita ibu saat hamil.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i1.48

Abstract

Data Susenas tahun 2012 menunjukan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu 33,6%. Cakupan ASI eksklusif di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencapai 67,3% (Susenas, 2010). Menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 65,93%, dan Desa Cikunir sebagai desa binaan STIKes Respati termasuk salah satu desa dengan cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deksriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 7-12 di Dusun Margamulya Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya. Seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan, sikap, dukungan suami dan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Kuesioner diwawancarakan kepada responden oleh tim peneliti langsung. Hasil penelitian di dapatkan bahwa belum semua ibu di Dusun Margamulya Desa Cikunir mengetahui tentang pengertian ASI eksklusif. Masih terdapat ibu yang menyetujui pemberian makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, serta menyetujui penghentian pemberian ASI ketika bayi sakit. Semua ibu di Dusun Margamulya Desa Cikunir mendapatkan dukungan suami dan keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif. serta terdapat satu orang ibu yang mengatakan tidak mendapatkan informasi dan anjuran memberikan ASI eksklusif ketika memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan. Puskesmas hendaknya mengoptimalkan program yang sudah ada dengan melibatkan semua pemegang program di Puskesmas untuk mengupayakan promosi ASI eksklusif sehingga penyampaian informasi tidak hanya dilakukan oleh bidan.
RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERTUMBUHAN BALITA PADA USIA 12 BULAN DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i2.52

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan aspek terpenting dari kehidupan seseorang, karena menentukan dasar untuk kehidupan selanjutnya. Faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, danobat-obatan. ASI eksklusif merupakan makanan paling ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Desa Cikunir merupakan salah satu desa yang masih memiliki balita dengan gizi buruk sebanyak 2 balita (0,5%) pada tahun 2014, dan balita dengan berat badan dibawah garis merah sebanyak 10 balita (2,3%). Melihat data tersebut kondisi pertumbuhan bayi di Desa Cikunir masih memerlukan perhatian yang serius. Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Singaparna sebesar 84,5% dan cakupan ASI eksklusif di Desa Cikunir pada tahun 2014 baru mencapai 50 %. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh balita di Kp. Margamulya yang telah melewati usia 12 bulan, dengan pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah 30 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 83,3% balita mendapatkan ASI eksklusif dan 16,7% tidak mendapatkan ASI eksklusif. 56,7% mengalami pertumbuhan dengan kategori sesuai pada usia 12 bulan dan 43,3% memiliki kategori pertumbuhan tidak sesuai. 60% balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif mengalami pertumbuhan dengan kategori tidak sesuai pada usia 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ASI eksklusif memegang peranan penting terhadap pertumbuhan balita, karena komposisi ASI yang sangat pas untuk kebutuhan bayi sehingga akan dapat meminimalisir gangguan kesehatan pada bayi, dengan demikian pertumbuhan bayi tidak mengalami hambatan. Saran untuk ibu yang mengalami sindrom ASI sedikit segera konsultasi dengan tenaga kesehtan untuk mendapatkan solusi yang tepat sehingga pemberian ASI eksklusif dapat dilanjutkan. Bidan harus meningkatkan peyuluhan dan konseling pada ibu yang mempunyai bayi dan melakukan pemantauan pertumbuhan untuk segera mendeteksi hambatan pertumbuhan.