<![CDATA[Keterampilan menulis resensi dianggap sebagai satu keterampilan yang sukar dan membosankan. Sebagian besar peserta didik merasa tertekan bila mendapatkan tugas untuk menulis. Apalagi menulis resensi karena keterampilan menulis resensi ini terkait langsung dengan keterampilan lainnya yakni membaca. Tidak heran, jika peserta didik diminta untuk menulis teks resensi, mereka akan malas-malasan, tidak semangat, bahkan ada yang tidak mengerjakan. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang masih konvensional. Faktor yang lain yaitu rendahnya budaya literasi pada diri peserta didik. Model Think Pair Share dipilih karena kelebihannya dalam hal memberi kelonggaran waktu pada peserta didik untuk berpikir dan merespon serta saling membantu satu sama lain. Penerapan model Think Pair Share juga dapat melatih peserta didik untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat peserta didik yang lain. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dalam bentuk uraian, dan nontes berupa pedoman observasi yang disertai dokumentasi foto, jurnal, dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keterampilan menulis resensi buku pada prasiklus, rata-ratanya adalah 69,58 dengan kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model think pair share dalam menulis resensi buku, pada siklus I rata-rata keterampilan menulis resensi buku peserta didik meningkat menjadi 73,33 dengan kategori cukup. Pada siklus II, rata-rata keterampilan menulis resensi buku peserta didik adalah 84,56 dengan kategori baik. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 3,75% dari prasiklus ke siklus I, 11,23% dari siklus I ke siklus II. Dengan menerapkan model think pair share peserta didik dapat bekerja sama dengan baik bersama pasangannya dan lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya.Kata Kunci: model think pair share, keterampilan menulis, resensi buku]]>
