Khanza Syifa Annisa
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMAAFAN PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DALAM BERPACARAN (STUDI KASUS PADA MAHASISWI PERGURUAN SWASTA DI JAKARTA TIMUR) Khanza Syifa Annisa; Cici Yulia
Research and Development Journal of Education Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/rdje.v9i2.19485

Abstract

Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang sering muncul di masyarakat sebagai sebuah siklus, artinya tidak akan berakhir dan akan terus terjadi dengan pola dan tahapan yang sama bahkan akan semakin parah, hingga salah satu dari mereka harus berani mengambil keputusan, untuk mengakhiri hubungan yang mengandung kekerasan. Dampak negatif yang diakibatkan oleh kekerasan dalam berpacaran bisa dirasakan secara fisik, seperti memar dan luka fisik, ada pun kekerasan verbal seperti memaki, merendahkan, mempermalukan pasangan, selain itu juga ada kekerasan dalam bentuk pembatasan aktivitas seperti melarang bergaul, posesif, sering curiga adapun kekerasan psikologis. Dampak psikologis bisa berupa kecemasan, ketakutan, trauma dan stress, despresi, hingga bisa berujung kematian. Oleh karena itu, korban kekerasan dalam pacaran sangat membutuhkan penyembuhan secara psikologis agar dapat hidup lebih bahagia dan sejahtera kedepannya. Pemaaf merupakan salah satu cara alternatif yang digunakan untuk membantu memulihkan keadaanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana perempuan yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan melihat pemaafan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Responden berjumlah 5 orang yang berusia 21 tahun dan 22 tahun. Dalam penelitian, wawancara terstruktur digunakan sebagai metode pengumpulan data. Hasil data menunjukan bahwa individu mendapatkan tindakan kekerasan dalam berpacaran, karena adanya kesalahpahaman dan sikap posesif pada pasangan, serta emosi pelaku yang kurang terkendali.