Dina Mulyanti
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Turunan Asetogenin pada Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Reseptor Siklooksigenase-2 (COX-2) secara In Silico Siti Ainun Rohaniah; Dina Mulyanti; Taufik Muhammad Fakih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8500

Abstract

Abstract. Inflammation occurs naturally in the body as a response to foreign molecules. The inflammatory process occurs due to the release of inflammatory mediators catalyzed by enzymes, one of which is the COX-2 enzyme. Although it is a response from the body, if left unchecked, inflammation can cause unwanted effects. The use of steroids and non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) which often cause side effects is the reason for using natural ingredients as an alternative treatment. Soursop leaves (Anonna muricata L.) have been used empirically as medicinal plants because of their properties, one of which is as an anti-inflammatory with a mechanism of action that inhibits the COX-2 enzyme. Acetogenin is an active compound contained in soursop leaves with various compound derivatives. The purpose of this study is to determine the activity of 9 acetogenin derivative compounds to inhibit COX-2 enzyme using molecular docking method in silico. The in silico assay is a computational assay that interacts the test compound with the target receptor with the results in the form of bond free energy values (∆G) and inhibition constants (Ki). The results showed that the compound annomuricin C has the closest binding free energy value to the natural ligand of -5.71 kcal/mol with an inhibition constant of 64.92 uM. Abstrak. Inflamasi terjadi secara alami dalam tubuh sebagai respon terhadap molekul asing. Proses inflamasi terjadi karena adanya pelepasan mediator inflamasi yang dikatalisasi oleh enzim salah satunya adalah enzim COX-2. Meskipun merupakan respon dari tubuh, jika dibiarkan inflamasi dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Penggunaan obat antiinflasmasi steroid dan non-steroid (AINS) yang seringkali menimbulkan efek samping menjadi alasan penggunaan bahan alam sebagai alternatif pengobatan. Daun sirsak (Anonna muricata L.) telah digunakan secara empiris sebagai tanaman obat karena khasiatnya yang dihasilkan, salah satu diantaranya adalah sebagai antiinflamasi dengan mekanisme kerja menghambat enzim COX-2. Asetogenin merupakan senyawa aktif yang terkandung pada daun sirsak dengan berbagai turunan senyawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas terhadap 9 senyawa turunan asetogenin untuk menghambat enzim COX-2 dengan menggunakan metode molecular docking secara in silico. Uji in silico merupakan pengujian secara komputasi yaitu menginteraksikan senyawa uji dengan reseptor target dengan hasil berupa nilai energi bebas ikatan (∆G) dan konstanta inhibisi (Ki). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa annomuricin C memiiki nilai energi bebas ikatan yang paling besar yaitu sebesar -5,71 kcal/mol dengan konstanta inhibisi sebesar 64,92 uM.
KARAKTERISASI MINYAK EUKALIPTUS UNTUK ALTERNATIF BAHAN UTAMA SEDIAAN FARMASI Vina Azzahra Siti Nurhedian; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8789

Abstract

Abstract. Various types of plants exist in Indonesia and over time many processing plants are used as medicine in pharmaceutical products, so that plants that are often used as medicine are called medicinal plants. One of the plants that can be used as medicine is the genus of Eucalyptus, usually the pharmaceutical industry uses essential oils obtained from the leaves because they contain terpenes which have pharmacological activity. One of the species used as medicine is Eucalyptus globulus Labill. Essential oil obtained from E. globulus L. leaves has benefits as an antibacterial and antioxidant in cosmetic products. This study aims to determine the characteristics of compounds from eucalyptus oil that have pharmacological activity using the GC-MS method. Characteristics of eucalyptus oil is done by analyzing the components to determine the amount of compounds contained therein. The results of the characterization of eucalyptus oil is that it contains 1,8-cineol which is the largest component of eucalyptus oil, namely 78.71%, which has antibacterial and antioxidant properties. Abstrak. Berbagai jenis tanaman ada di Indonesia dan seiring berkembangnya zaman banyak pengolahan tanaman yang dijadikan sebagai obat dalam produk bidang farmasi, sehingga tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat disebut dengan tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah genus Eucalyptus, biasanya industri farmasi menggunakan minyak atsiri yang diperoleh dari bagian daunnya karena mengandung terpen yang memiliki aktivitas farmakologi. Salah satu spesies yang digunakan sebagai obat yaitu Eucalyptus globulus Labill. Minyak esensial atau minyak atsiri yang diperoleh dari daun E. globulus L. memiliki manfaat sebagai antibakteri dan antioksidan pada produk kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik senyawa dari minyak eukaliptus yang memiliki aktivitas farmakologi menggunakan metode GC-MS. Karakteristik minyak eukaliptus dilakukan dengan cara menganalisis komponen untuk menentukan jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya. Hasil karakterisasi minyak eukaliptus ialah terkandung senyawa 1,8-sineol yang merupakan komponen terbesar dari minyak eukaliptus yaitu sebesar 78,71% yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri dan juga antioksidan.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Alternatif Bahan Utama Sediaan Farmasi Hasna Syakira Fauziah; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mempunyai kandungan senyawa kimia dengan aktivitas antibakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan utama obat atau sediaan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik simplisia dan ekstrak etanol daun jambu biji. Karakteristik simplisia meliputi penetapan parameter standar spesifik yaitu kadar sari larut etanol dan kadar sari larut air, kemudian penetapan parameter standar non spesifik meliputi penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Karakteristik ekstrak etanol daun jambu biji meliputi pengujian organoleptik. Penentuan kandungan senyawa kimia dalam simplisia dan ekstrak dilakukan dengan skrining fitokimia. Hasil memperlihatkan simplisia daun jambu biji dengan warna hijau tua dengan bau khas. Penetapan parameter standar simplisia menghasilkan kadar sari larut etanol sebesar 19,67% dan kadar sari larut air sebesar 18,62%. Kemudian kadar air dari simplisia adalah 6,4% dengan nilai susut pengeringan sebesar 9,61%. Sedangkan kadar abu total dari simplisia adalah 4,94% dengan kadar abu tidak larut asam sebesar 0,77%. Hasil karakteristik ekstrak etanol adalah ekstrak dengan konsistensi kental berwarna coklat tua dengan bau khas dan rendemen sebesar 20,65%. Simplisia dan ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, saponin dan steroid. Abstract. Guava leaves (Psidium guajava L.) contains chemical compounds with antibacterial activities that can be used as an alternative to the main ingredients of drugs or pharmaceutical preparations. This research aims to knowing the characteristics of simplicia and ethanol extract of guava leaves. Simplicia characteristics include determination of specific standard parameters (ethanol-soluble extract content and water-soluble extract content) and non-specific standard parameters including determining water content, determining drying losses, determining total ash content and determining acid-insoluble ash content. The characteristics of the ethanol extract of guava leaves include organoleptic testing. Determination of the content of chemical compounds in simplicia and extracts is carried out by screening phytochemicals. The results showed guava leaves simplicia with a dark green color with a characteristic odor. Setting the standard simplicia parameters resulted in an ethanol soluble extract content of 19,67% and a water soluble extract content of 18,62%. Then the water content of the simplicia is 6,4% with a drying losses value of 9,61%. While the total ash content of the simplicia was 4,94% with an acid-insoluble ash content of 0,77%. The characteristic results of the ethanol extract are extracts with a thick dark brown consistency with a characteristic odor and an extract rendement of 20,65%. Simplicia and guava leaf extract contains several group compounds of alkaloids, flavonoids, polyphenols, tannins, saponins and steroids.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Hanifah Arini Putri, Hanifah Arini Putri; Dina Mulyanti
Jurnal Riset Farmasi Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v3i1.3120

Abstract

Abstract. Gotu kola leaves (Centella asiatica (L.) Urban) are known contain chemical compounds that are beneficial to health. The purpose of this research was to knowing the characteristics of simplicia and ethanol extract of gotu kola leaves. Simplicia characteristics include organoleptic observation and examination of standard simplicia parameters, include specific parameters and non-specific parameters. While the characteristics of the ethanol extract of gotu kola leaves include organoleptic observations and the percent (%) value of extract rendement. Extraction was using the maceration method with 70% ethanol solvent. Determination of the chemical compound in simplicia and extracts was carried out by phytochemicals screening. The results of organoleptic observations showed that the leaves of gotu kola had a dark green color, had a characteristic odor of gotu kola leaves, and had a fan-like shape with rounded leaf tips. The results of standard simplicia parameter examination were water-soluble extract content of 15.21%, ethanol-soluble extract content of 21.24%, water content of 7.9%, drying losses of 9.29%, total ash content of 13.15%, and acid insoluble ash content 0.71%. The results of characteristic observations of the ethanol extract of gotu kola leaves had dark brown color, the smell of the extract is typical of gotu kola leaves, the form of the extract is thick, and the extract rendement was 32.93%. Simplicia and ethanol extract of gotu kola leaves contain compounds belonging to the group of flavonoids, saponins, polyphenols, tannins, and steroids. Abstrak. Daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) diketahui memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari simplisia dan ekstrak etanol daun pegagan. Karakteristik simplisia meliputi pengamatan secara organoleptik dan pemeriksaan parameter standar simplisia yaitu parameter spesifik dan parameter non spesifik. Sedangkan karakteristik ekstrak etanol daun pegagan meliputi pengamatan organoleptik dan penentuan nilai persen (%) rendemen hasil dari ekstraksi. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Penentuan golongan senyawa kimia pada simplisia dan ekstrak dilakukan dengan skrining fitokimia. Hasil pengamatan organoleptik simplisia menunjukkan bahwa daun pegagan memiliki warna hijau tua, dengan bau khas daun pegagan, dan bentuknya seperti kipas dengan ujung daun membulat. Hasil pemeriksaan parameter standar simplisia yaitu kadar sari larut air sebesar 15,21%, kadar sari larut etanol 21,24%, kadar air 7,9%, susut pengeringan 9,29%, kadar abu total 13,15%, dan kadar abu tidak larut asam 0,71%. Hasil pengamatan karakteristik terhadap ekstrak etanol daun pegagan diantaranya memiliki warna coklat kehitaman pekat, bau ekstrak yaitu khas daun pegagan, bentuk ekstrak adalah kental, nilai %rendemen hasil dari ekstraksi sebesar 32,93%. Simplisia dan ekstrak etanol daun pegagan mengandung golongan senyawa flavonoid, saponin, polifenol, tannin, dan steroid.