Keluarga adalah salah satu pondasi yang kuat untuk mendidik anak. Orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk perilaku anak namun saat keluarga tidak lagi utuh maka peran ayah dan ibu sebagai orang tua akan terganggu. Single parent bukanlah hal yang mudah karena jika pada umumnya tugas rumah tangga dipikul oleh dua orang maka orang tua tunggal harus memikul beban tersebut sendirian. Jika beban tersebut membuat kondisi psikologis single parent memburuk maka akan menjadi stres. Stres tersebut akan menular kepada anak karena anak melihat, memperhatikan dan meniru orang tua. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi stres diantaranya dukungan sosial dan self-efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan sosial dan self-efficacy dengan stres pada anak yang diasuh single parent. Populasi pada penelitian ini adalah anak berusia 15-18 tahun yang memiliki orang tua tunggal minimal selama lima tahun. Teknik analisis data menggunakan korelasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar 0,037 yang berarti bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dan self-efficacy dengan stres pada anak yang diasuh single parent. Dukungan sosial dari teman akan membentuk self-efficacy yang baik sehingga anak merasa yakin akan mengatasi permasalahan yang membuat penurunan tingkat stres.