Erfen Gustiawan Suwangto
FKIK Unika Atma Jaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Empati Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Bernaditha Feby Shela Siburian; Veronica Dwi Jani Juliawati; Erfen Gustiawan Suwangto
Bahasa Indonesia Vol 22 No 2 (2023): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v22i2.3109

Abstract

Pendahuluan: Empati dalam perawatan pasien merupakan salah satu komponen dalam membangun hubungan dokter-pasien yang baik. Salah satu faktor yang terlibat dalam kejadian penurunan empati adalah masalah dukungan sosial. Dukungan sosial adalah pemberian bantuan atau kenyamanan kepada orang lain. Dukungan sosial yang rendah dapat menyebabkan tingkat empati yang rendah, karena dukungan sosial yang rendah terkait erat dengan stres dan, pada gilirannya, stres dikaitkan dengan tingkat empati yang rendah. Metode: Penelitian potong lintang ini dilaksanakan pada tahun 2021. Subjek penelitian ini adalah 98 mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Unika Atma Jaya (FKIK UAJ). Empati dinilai dengan kuesioner JSPE, sedangkan dukungan sosial dinilai dengan kuesioner MSPSS. Hasil: Rerata skor empati mahasiswa FKIK UAJ angkatan 2020 adalah 102,2 sedangkan rerata skor dukungan sosial adalah 5,7. Tidak ada perbedaan rerata skor empati yang bermakna berdasarkan jenis kelamin (p=0,555), tempat tinggal (p=0,084), dan preferensi spesialis (p=0,665). Tidak terdapat korelasi antara dukungan sosial dengan empati (p=0,893). Simpulan: Mahasiswa FKIK UAJ angkatan 2020 menerima dukungan sosial yang tinggi tetapi memiliki rasa empati yang rendah. Tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dan empati, sehingga mahasiswa yang menerima dukungan sosial belum tentu memiliki rasa empati yang tinggi juga. Penelitian yang sama di masa yang akan datang sebaiknya dilakukan kembali pada mahasiswa angkatan 2020 saat mereka sudah menerima pelajaran humaniora dan filsafat untuk melihat perbedaan skor empati yang dimiliki mahasiswa sebelum dan sesudah menerima pelajaran tersebut.