<![CDATA[Pendidikan merupakan salah satu alasan bagi sebagian orang untuk memperkaya pengalaman. Di era Kurikulum Merdeka Belajar, salah satu program yang mendukung hal tersebut yaitu program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang selanjutnya disingkat PMM. Program tersebut memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk belajar selama satu semester di luar pulau. Syarat untuk memilih universitas penerima di luar pulau, mengharuskan mahasiswa merantau dan beradaptasi selama satu semester. Kehidupan di luar pulau akan berbeda dengan kehidupan di lokasi asal mahasiswa, sehingga mahasiswa harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan asalnya. Tidak jarang seseorang yang berpindah dari lingkungan lama ke lingkungan baru akan mengalami culture shock atau geger budaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi culture shock mahasiswa PMM yang inbound ke Universitas Malikussaleh serta melihat proses adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa pertukaran di Universitas Malikusaleh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam terhadap 3 mahasiswa pertukaran di Universitas Malikussaleh. Hasil penelitian menemukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi culture shock mahasiswa diantaranya yaitu: bahasa, transportasi, keamanan, kebiasaan masyarakat, kondisi geografis, dan makanan. Dan tahapan-tahapan yang dilalui mahasiswa dalam beradpatasi yaitu: Tahap harapan besar, tahap semua begitu indah, tahap semua tidak menyenangkan, tahap melakukan berbagai cara, dan tahap menentukan pilihan akhir. Pada tahap penentuan pilihan akhir, mahasiswa memilih menerima dan menikmati budaya di Aceh.]]>
