Rumah sakit memiliki sumber daya manusia profesional dari multidispilin ilmu. Profesional saling berkomunikasi untuk melakukan kolaborasi pelayanan pasien. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media komunikasi. Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dilakukan oleh profesional di fasilitas layanan kesehatan. Komunikasi sangat mudah untuk disebutkan, namun pada prakteknya terdapat banyak kekurangan sehingga informasi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik. Kekurangan ini bisa terdapat pada pengirim pesan, media komunikasi, maupun pada penerima pesan. Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hambatan pelaksanaan komunikasi interprofesional di fasilitas layanan kesehatan rumah sakit yang berimplikasi pada pelayanan kepada pasien. Studi ini menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses). Pencarian dilakukan pada 3 database, yaitu Pro Quest, Scopus, dan Springer Link serta sumber tambahan lain dari Pub Med. Data kemudian di ekstraksi menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Proses komunikasi interprofesional dalam melakukan kolaborasi dan kerjasama tim belum optimal pelaksanaannya. Banyak hambatan yang menghalangi tercapainya tujuan ini antara lain hambatan individu, tim, lingkungan dan sosiodemografi, serta hambatan organisasi. Komunikasi interprofesional yang efektif dapat membuat luaran pasien serta kualitas pelayanan pasien menjadi baik. Standar keselamatan pasien juga dapat dipenuhi. Namun, pada kenyataanya praktek komunikasi interprofesional di rumah sakit menemukan hambatan yang menggangu tercapainya tujuan ini. Menghadapi hal itu organisasi dan individu sendiri dapat melakukan pelatihan komunikasi dan menjadikan komunikasi ini sebagai budaya organisasi dalam praktek profesional sehari-hari.