Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Review: Evaluasi Batubara Formasi Sawahlunto sebagai Batuan Induk Hidrokarbon Arif Algifari; Syari Rahma Yanti; Fitri Nauli
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 6, No 3 (2023): September
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v6i3.16686

Abstract

Abstract: Hydrocarbons are still source of energies that people are interested in. This energy source does not only come from source rock of  formations and reservoirs of oil and natural gas, hydrocarbon sources can also be found in the organic depositional environment of coal formations. The Ombilin Basin in West Sumatra stores coal deposits that were formed during the Tertiary period in a non-marine environment, precisely in the Sawahlunto formation. This study aims to identify the potential of light hydrocarbons from coal as a source rock. The identification method was carried out by studying the geochemical and petrological characteristics of coal based on the literature study approach and geological survey of the basin to obtain information that the organic component of the coal of the Sawahlunto formation is dominated by vitrinite maceral. The relationship between maceral and the hydrogen/carbon ratio is plotted on a Van Krevelen diagram to determine the hydrocarbon recovery. The genesis of this coal deposit comes from plants that have the potential to produce methane coal gas or coal bed methane because it has the characteristics of bituminous class coal with high volatile content with an empirical hydrogen/carbon ratio kerogen III type of 0.65-0.7, tends to occur condensation of hydrocarbons releasing aliphatic bonds while aromatization continues increase.Abstrak: Hidrokarbon masih menjadi sumber energi yang diminati masyarakat. Sumber energi ini tidak hanya berasal dari formasi batuan induk dan reservoir minyak bumi serta gas alam, sumber hidrokarbon juga dapat ditemukan pada lingkungan pengendapan organik formasi batubara. Cekungan Ombilin di Sumatera Barat menyimpan endapan batubara yang terbentuk selama periode Tersier pada lingkungan non laut tepatnya pada formasi Sawahlunto. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi hidrokarbon ringan dari batubara sebagai batuan induk. Metode indentifikasi dilakukan dengan mempelajari karakteristik geokimia dan petrologi batubara berdasarkan metode pendekatan studi literatur dan survey geologi cekungan hingga diperoleh informasi bahwa komponen organik batubara formasi Sawahlunto didominasi oleh maseral vitrinit. Hubungan antara maseral terhadap rasio hidrogen/karbon diplot pada diagram Van Krevelen untuk menentukan perolehan hidrokarbon. Genesis endapan batubara ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berpotensi menghasilkan gas metana batubara atau coal bed methane karena memiliki karakteristik batubara kelas bituminus volatil tinggi tipe kerogen III dengan rasio hidrogen/karbon empiris 0,65-0,7 cendrung terjadi kondensasi hidrokarbon melepaskan ikatan alifatik sedangkan aromatisasi terus meningkat.
Analisis Logam Berat Pada Lahan Bekas Tailing Emas Berdasarkan Sifat Fisik Kimia Tanah Yanti, Syari Rahma; Hadiguna, Rika Ampuh; Nauli, Fitri; Algifari, Arif; Cahyadi, Tedy Agung; Ernawati, Rika
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:  Heavy metals are considered pollutants because its have a toxic effect on an organism if they exceed a certain concentration. The purpose of this study is to determine the characteristics of soil materials based on the physical and chemical properties of the soil. The method used to process the data is using the Soil Chemical Properties Assessment criteria while the texture class is determined based on the Texture Triangle. The result of the physical and chemical properties analysis of the soil is to determine the fertility level of the tailings soil. The analysis was carried out by assessing the physical properties of the soil, namely soil texture, while the assessment of soil chemical properties was soil pH, Cationic Exchange Capacity (CEC), Base Saturation (BS), C-Organic, and metal percentages of Potassium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na). The results of the study showed that the tailings soil had a pH value of 8.89 including the lime category, this was in line with the CEC value and the alkaline saturation was classified as high and very high with values of 31.33% and 94.67 cmol/kg, as well as the values of Potassium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na) which showed very high amounts in the results of the TSF 56 tailings soil testing laboratory. However, the value of C-Organic content is 0.16%, including a very low category. The permeability value of tailings soil is quite low, which is 0.21%, this is in line with the texture of tailings soil which is dominated by clay and dust so that the ability to drain water is very low.Abstrak: Logam berat dianggap sebagai pencemar karena memiliki efek racun pada suatu organisme apabila sudah melebihi konsentrasi tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik material tanah berdasarkan sifat fisik dan kimia tanah. Metoda yang digunakan untuk mengolah data adalah menggunakan kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah sedangkan kelas tekstur ditentukan berdasarkan motoda Segitiga Tekstur. Hasil dari analisis sifat fisik dan kimia tanah adalah untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah tailing. Analisis dilakukan dengan menilai sifat fisika tanah yaitu tekstur tanah, sedangkan penilaian sifat kimia tanah yaitu pH tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), C-Organik, dan persentaase logam Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na). Hasil penelitian menunjukkan tanah tailing memiliki nilai pH sebesar 8.89 termasuk kategori kalis, hal ini sejalan dengan nilai KTK dan kejenuhan basa tergolong tinggi dan sanggat tinggi dengan nilai 31,33 % dan 94,67 cmol/kg, begitupun dengan nilai Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) yang menunjukan jumlah yang sanggat tinggi pada hasil laboratorium pengujian tanah tailing TSF 56. Namun untuk nilai kandungan C-Organik adalah 0.16% termasuk katagori sangat rendah. Untuk nilai permeabilitas tanah tailing cukup rendah yaitu 0.21 %, ini sejalan dengan tesktur tanah tailing yang didominasi oleh liat dan debu sehingga kemampuan melolokan air sangat rendah.
PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG PADA TAMBANG TERBUKA Nauli, Fitri; Baharuddin, Ichsan Invanni; Jannah B, Nurchafifa
Jurnal Environmental Science Vol 7, No 1 (2024): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jes.v7i1.68122

Abstract

ABSTRAKPencemaran air dari aktivitas industri, khususnya industri pertambangan batu bara, salah satunya berupa air asam tambang (AAT). AAT dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis teknik pengolahan AAT dan efektivitas pemantauan kualitas air untuk mengurangi pencemaran dari logam berat dan senyawa asam. Data penelitian meliputi data primer (debit air, pH, dan dosis bahan kimia) dan data sekunder (peta topografi serta data curah hujan). Pengolahan dilakukan dengan active treatment menggunakan tawas dan kapur. Hasil percobaan menunjukkan tawas menurunkan pH air dari 6,2 menjadi 3,80 dalam waktu 3 jam, sementara kapur menaikkan pH hingga netral (7,20) dalam 1,5 jam. Pemantauan di settling pond menunjukkan pH air yang awalnya 5,18–5,49 naik menjadi 7,04–7,87 setelah kapur ditaburkan, dan kualitas air menjadi jernih. Penelitian ini menegaskan pentingnya peningkatan teknik pengolahan dan ketepatan dosis bahan kimia untuk mencapai standar mutu lingkungan.
Analysis of Pump Requirements for Mine Dewatering Sump at Kerinci PT Cipta Kridatama Jobsite PT Kuansing Inti Makmur Nauli, Fitri; Irfan, Aulia; Yanti, Syari Rahma; Alghifari, Arif; Deny, Andri Van
MOTIVECTION : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering Vol 6 No 3 (2024): Motivection : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering
Publisher : Indonesian Mechanical Electrical and Industrial Research Society (IMEIRS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46574/motivection.v6i3.368

Abstract

Sump Kerinci PT Cipta Kridatama, the jobsite of PT Kuansing Inti Makmur, covers an area with coal reserves at an elevation of 26 meters. However, due to the high intensity of rain, the elevation of the sump increased to 38 meters, hampering mining activities. This study aims to design an efficient dewatering solution through the calculation of planned rainfall, runoff water discharge, and pump requirements, with a specific approach to the design of the open-pit mine drainage system at the research site. The research method involves analyzing historical rainfall data over the past eight years to calculate planned rainfall, rainfall intensity, and runoff water discharge using the Gumbel hydrological method. Pump requirements are calculated based on the technical specifications of the centrifugal pump and the topographical characteristics of the site. From the results of the analysis, it takes 24 pumps to dry the sump in one day, but this approach is not economical. Alternatively, the use of 3 pump units operating for 63 days is proposed as the optimal solution to reduce operational costs and meet the need for dewatering for two months. Sump Kerinci PT Cipta Kridatama, jobsite PT Kuansing Inti Makmur, mencakup area dengan cadangan batubara pada elevasi 26 meter. Namun, akibat intensitas hujan yang tinggi, elevasi sump meningkat hingga 38 meter, menghambat aktivitas tambang. Penelitian ini bertujuan untuk merancang solusi dewatering yang efisien melalui perhitungan curah hujan rencana, debit air limpasan, dan kebutuhan pompa, dengan pendekatan spesifik terhadap desain sistem penyaliran tambang terbuka di lokasi penelitian. Metode penelitian melibatkan analisis data historis curah hujan selama delapan tahun terakhir untuk menghitung curah hujan rencana, intensitas hujan, dan debit air limpasan menggunakan metode hidrologi Gumbel. Kebutuhan pompa dihitung berdasarkan spesifikasi teknis pompa sentrifugal dan karakteristik topografi lokasi. Dari hasil analisis, dibutuhkan 24 unit pompa untuk mengeringkan sump dalam satu hari, namun pendekatan ini tidak ekonomis. Sebagai alternatif, penggunaan 3 unit pompa yang beroperasi selama 63 hari diusulkan sebagai solusi optimal untuk menekan biaya operasional dan memenuhi kebutuhan dewatering selama dua bulan.
Analysis of Ground Movement Using Geographic Information System Method in the Area of Kolok Mudik Village, Barangin District, Sawahlunto City Yanti, Syari Rahma; Putri, Fairus Atika Redanto; Burhamidar, Aulia Hidayat; Nauli, Fitri; Algifari, Arif; Pratama, Herdian
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2025): Maret
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v8i1.29250

Abstract

Abstract:  Kolok Mudik Village area has topography that varies between flat, undulating and hilly with a height above sea level.With this very varied height, it has quite steep slopes and has the potential for landslides. Apart from that, coal mining activities around the village make the land unstable. This research aims to map areas that are prone to land movement in Kolok Mudik village. The method used in this research is using a map overlay using the GeographicIinformation System (GIS) application. The parameters used in this model are soil type, rock type, land slope, geological formation, land use, and rainfall. In the mapping process, each parameter has a classification score which is multiplied by the weight of each parameter. Based on the results of data processing, the results show that the vulnerability of land movement in Kolok Mudik Village is in the medium to high categoryAbstrak: Wilayah Desa Kolok Mudik memiliki topografi yang bervariasi antara datar, bergelombang dan berbukit dengan ketinggian di atas permukaan laut. Dengan ketinggian yang sangat bervariasi tersebut, memiliki lereng yang cukup curam dan berpotensi terjadinya tanah longsor. Selain itu, aktivitas pertambangan batu bara sekitar desa membuat tanah menjadi tidak stabil. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah yang rawan terjadi gerakan tanah di Desa Kolok Mudik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan overlay peta dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Parameter yang digunakan dalam model ini adalah jenis tanah, jenis batuan, kemiringan lahan, formasi geologi, penggunaan lahan, dan curah hujan. Dalam proses pemetaan, setiap parameter memiliki skor klasifikasi yang dikalikan dengan bobot masing-masing parameter. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa kerentanan gerakan tanah di Desa Kolok Mudik berada pada kategori sedang hingga tinggi.