IIK NURUL FATIMAH
UNIVERSITAS PAMULANG SERANG

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI ETNO-ORNITOLOGI BURUNG DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SUTOMO SERANG BANTEN SEBAGAI BENTUK KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT IIK NURUL FATIMAH
Journal of Sustainable Development Issues Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Sustainable Development Issues
Publisher : Scientia Integritas Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56282/jsdi.v2i1.468

Abstract

Dalam perjalanan sejarahnya, manusia dan lingkungannya selalu memiliki interaksi dan ketergantungan untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini telah membentuk pengetahuan yang unik bagi manusia. Begitupun dengan kegiatan sehari-hari yang seringkali melibatkan lingkungan dan semua aspek biologi di dalamnya. Salah satunya adalah peranan manusia dalam memanfaatkan hewan untuk bekerja, berwirausaha, bersosialisasi bahkan sampai pada kegemaran pribadi. Misalnya saja burung, tidak hanya menjadi salah satu hewan yang dikembangkan karena memiliki nilai ekologi, tetapi juga masyarakat memanfaatkan burung pada banyak kegiatan berdasarkan pengetahuan lokal yang mereka miliki. Di lingkungan Universitas Sutomo, terhampar persawahan dan lahan-lahan kosong yang luas menjadikan habitat asli dari burung ini terjaga. Hasil penelitian menunjukkan adanya 7 jenis burung yang ada di sekitar lingkungan Universitas Sutomo dan berdekatan dengan pemanfaatan masyarakat. Jenis-jenis burung tersebut mencakup Cikukur atau Deruk (spilopelia chinensis), Perkutut (geopelia striata), Kuntul Kerbau (bubulcus ibis), Burung Hantu atau buek, kokok beluk (strigiformes), Pipit atau gereja (passer montanus), Sunda woodpecker atau caladik tilik (picoides moluccensis), dan Walet Linci (collocalia linchi). Burung-burung ini memiliki berbagai asosiasi kepercayaan turun temurun dari masyarakat. Pemanfaatannya pun beragam, mulai dari dimanfaatkan dagingnya, sebagai pengusir hama, hingga dijadikan sebagai obat tradisional. Beberapa jenis burung sengaja dipelihara oleh masyarakat, sementara yang lain dibiarkan hidup sebagai hewan liar. Habitat burung-burung ini juga beragam, sesuai dengan makanan yang mereka konsumsi. Misalnya, burung kuntul kerbau (bubulcus ibis) hidup di perairan karena memangsa ikan atau cacing.