Gita Astrid
Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WOMEN'S LEADERSHIP COMMUNICATION STYLE WATER RESOURCES MANAGEMENT DEPARTMENT OF SOUTH SUMATRA PROVINCE Canara Zikrillah Putra; Gita Astrid
Jurnal Prodi Ilmu Komunikasi Vol 1 No 02 (2022): Jurnal Studi Ilmu Komunikasi Oktober 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to identify communication styles of women in leadership positions in water resource management offices in South Sumatra. By using gender rectostyle theory in research. The method is qualitative and descriptive in nature, using data collection techniques in interviews, observations, and documentary research. The results of this study showed that communication styles in women's leadership in the PSDA South Sumatra provincial office were divided into structured communication styles, similarity-based communication styles, dynamic (aggressive) communication styles, and liberating communication styles. indicates that you are using Similarity-based communication styles will be the most common. Mainly used by female executives.
REPRESENTASI MAKNA DALAM GERAKAN (STUDI SENI BELA DIRI KUNTAU SRIWIJAYA DI KOTA PALEMBANG Nur Khabibah; Reza Aprianti; Gita Astrid
Jurnal Prodi Ilmu Komunikasi Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Studi Ilmu Komunikasi Januari 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Maenan Sriwijaya adalah seni beladiri tradisional yang masih berkembang di Kesultanan Palembang Darussalam. Keunikan dalam gerakan dengan makna gerak yang dijadikan sebagai prinsip hidup oleh pelaku Kuntau Sriwijaya ini menjadikan seni beladiri tersebut terus dilestarikan hingga saat ini. Namun, sebelum dikenalnya kembali Kuntau di Kota Palembamg, dahulu seni beladiri ini sempat musnah dan menghilang dari tanah Melayu dikarenakan adanya perbedaan asumsi antara masyarakat awam dengan pelaku Kuntau Sriwijaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana representasi makna dalam gerakan seni beladiri Kuntau Sriwijaya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Melalui observasi dan wawancara secara langsung serta didukung oleh studi kepustakaan yang relevan, makna gerak dalam seni beladiri ini dikaji menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang dikenal dengan signifikasi dua tahap yang terdiri dari tiga makna yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos. Terdapat beberapa gerakan dalam seni beladiri Kuntau Sriwijaya yang merepresentasikan makna yang didominasi oleh penerapan makna sebagai bentuk wujud dari kebudayaan. Adapun makna denotasi yaitu suatu makna gerakan seni beladiri yang di mainkan dengan menggunakan gerakan tangan mematahkan lawan, menangkis, menekan tanah, menjunjung langit, membentuk cakra dan gerakan yang bersinggungan dengan alam. Makna konotasi yaitu dalam gerakan seni beladiri Kuntau Sriwijaya ini dimaknai sebagai suatu gerakan seni beladiri yang dimainkan oleh seorang pelaku seni beladiri dengan mendominasi antara gerakan dan filosofi serta istilah dalam Kuntau Sriwijaya. Makna mitos dalam seni beladiri Kuntau Sriwijaya meliputi menghormati orang lain, menjaga rasa perdamaian, kewaspadaan diri, pengingat diri akan adanya pertanggung jawaban, bersikap rendah hati, senantiasa tidak melihat kekurangan orang lain, menanamkan cinta berlebihan terhadap Allah dan Rasulnya, memprioritaskan rakyat bawah dibandingkan pejabat tinggi, sikap yang tidak membeda-bedakan ras dan suku, senantiasa menyeimbangkan akal dan budi manusia.