Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

URGENSI TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP DAN FACILITATIVE LEADERSHIP DI MADRASAH Maratus Sholeha; Agus Supriyad; Abd Muhith
AL-MAFAZI: JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2023): 2023
Publisher : ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT STUDY PROGRAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemaksaan  kehendak  dan  pragmatis  merupakan  sikap  dan  perilaku  yang  sering mewarnai kepemimpinan komando-birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya akan berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap apriori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang unggul dan produktif. Menyadari semua itu, perubahan kebijakan kepemimpinan pendidikan yang dapat memberdayakan pihak bawahan  menjadi  amat  penting  untuk  dilakukan.  Berdasarkan  paparan  konseptual dapat  disimpulkan  bahwa:  1)  kepemimpinan  transformasional  adalah  merupakan sebuah proses saat pemimpin dan bawahan mengembangkan satu sama lain tingkat moralitas dan motivasi yang tinggi. Pemimpin transformational memiliki atribut-atribut ideal (berupa: kharisma, keteladanan, keyakinan yang teguh, dan mampu menularkannya pada bawahan sebagai uswah dalam organisasi pendidikan) dan perilaku yang ideal (berupa: visi yang jelas dan konkrit, etos kerja tinggi, konsisten, komitmen,  dan  mampu  menumbuhkan  kesadaran  bawahan  terhadap  peran  dan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi). 2) Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan era globalisasi dan teknologi informasi, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan di madrasah. Ciri-ciri pemimpin fasilitatif yaitu; 1) An Expectation of Improvement Replaces Cynicism and Frustration, 2) Power Is Shared, Not Granted, 3) The Goal Is Not Democracy, but Improvement. Pemimpin fasilitatif selalu bersikap optimis, menghargai orang lain, dan berorentasi kepada perubahan.