p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal MBIA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Faktor-Faktor Permintaan Cabai Merah Kering Impor oleh Pedagang Bumbu di Pasar Perumnas Kota Palembang Sumatera Selatan Anton Kurniawan; Ita Ita
MBIA Vol 19 No 2 (2020): MBIA
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/mbia.v19i2.971

Abstract

Chili is an important ingredient in food processing, especially the typical foods of some regions in Indonesia that like the spicy taste. The price of fresh chili is uncertain, making the seller uneasy, so many sellers turn to imported chili supplies. Many factors affect sellers using imported dried chili, one of which is the price of red chili in the number of traditional markets in the city of Palembang is increasing. This study analyzes the factors that affect the demand for imported dried red chili by sellers in the Perumnas Market in Palembang City, South Sumatra. Primary data collection in this study through data obtained directly from respondents or informants, namely entrepreneurs/sellers of ground chili/spices in the Perumnas Market in Palembang, South Sumatra by giving questions through interviews to obtain information. Data collection techniques in this study are: the main technique used is in-depth interviews, as a supporter used observation and analysis of documents. The data analysis pattern that will be used is ethnographic, that is, from the field notes, the coding, categorization or classification will then be arranged systematically and then themes will be arranged based on the results of the data analysis. As a foothold and knife for analysis, if necessary, relevant theories and the results of previous studies that support. The results of this study indicate that the demand factor for imported dried red chili by the seller in the Perumnas Market in Palembang, South Sumatra: (1) Price factor; the price of fresh chili is relatively expensive so sellers prefer cheaper imported dried chili; (2) The quality of imported dried chili is the same as fresh chili both in color and spicy taste; (3) high consumer demand for chili; (4) Quantity/stock of imported dried chili lots. Abstrak Cabai merupakan bahan penting dalam pengolahan makanan terutama makanan khas beberapa daerah di Indonesia yang menyukai rasa pedas. Tidak menentunya harga pasar cabai, membuat para pedagang giling resah dengan cara pemasaran cabai yang sudah sangat tinggi harganya, sehingga banyak pedagang giling beralih ke pasokan cabai impor sehingga lebih memudahkan dalam memasarkannya. Banyak faktor yang mempengaruhi pedagang bumbu menggunakan cabai kering impor, salah satunya harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang semakin meningkat. Peneliti melalui penelitian ini ingin mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah kering impor oleh pedagang bumbu di Pasar Perumnas Kota Palembang Sumatera Selatan. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui data yang diperoleh secara langsung dari responden atau narasumber, yaitu pengusaha/penjual cabai giling/bumbu di Pasar Perumnas Palembang, Sumatera Selatan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui wawancara untuk mendapatkan informasi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: teknik utama digunakan indeph interview, sebagai pendukung digunakan observasi dan analisis dokumen. Pola analisis data yang akan digunakan adalah etnografik, yaitu dari catatan lapangan (field note) kemudian akan dilakukan pengkodean, kategorisasi atau klasifikasi kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya akan disusun tema-tema berdasarkan hasil analisis data tersebut. Sebagai bahan pijakan sekaligus pisau analisis bila perlu digunakan teori-teori yang relevan dan hasil penelitian terdahulu yang mendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor permintaan cabai merah kering impor oleh pedagang bumbu di Pasar Perumnas Kota Palembang Sumatera Selatan: (1) Faktor harga; harga cabai segar relatif mahal sehingga para pedagang lebih memilih cabai kering impor yang lebih murah; (2) Kualitas cabai kering impor sama dengan cabai segar baik dari warna dan rasa pedasnya; (3) Tingginya permintaan konsumen terhadap cabai; (4) Kuantitas/stok cabai kering impor tidak putus. Kata kunci: Cabai Kering, Faktor Permintaan, Pedagang Bumbu, Pasar.
Analisis Kesehatan Koperasi Kredit Sentosa Palembang Agustinus Supriyanto; Rikkie Dekas; Ita Ita
MBIA Vol 19 No 3 (2020): Management, Business, and Accounting (MBIA)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/mbia.v19i3.1205

Abstract

The Sentosa Credit Union (CU) is the primary cooperative that runs a savings and loan business and is guided by Government Regulation number 9 of 1995 concerning the implementation of savings and loan business activities. The author conducted research to determine the suitability of financial reports based on the Regulation of the Deputy for Supervision of the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia number 06 / Per / Dep.6 / IV / 2016 regarding the assessment of the Health of Savings and Loans Cooperatives and Savings and Loan Units. This type of research is descriptive evaluative research. The data source used is primary dataThe results showed that the health level of Koperasi kredit Sentosa from 2017 - 2019 in the fairly healthy category, on average, got a score of 67.35 with details (1) the aspect of capital on average got a score of 13.80 in the healthy category; (2) the quality aspects of earning assets on average score 14.92 are in the fairly healthy category; (3) management aspects on average score 13.30 are in the healthy category; (4) the efficiency aspect averaged a score of 7.00 in the fairly healthy category; (5) the liquidity aspect scores on average 9.58 and is in the fairly healthy category; (6) aspects of independence and growth on average score 1.75 and are in the fairly healthy category; (7) the aspect of cooperative identity on average gets a score of 7.00 and is in the fairly healthy category Abstrak Koperasi Kredit (Koperasi kredit) merupakan primer koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kesesuaian laporan keuangan yang berpedoman pada Peraturan Deputi Bidang Kepengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016 mengenai penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam. Jenis penelitian ini adalah penelitian desktriptif evaluatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diterima langsung dari sumbernya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Koperasi kredit Sentosa dari tahun 2017 – 2019 kategori cukup sehat secara rerata mendapatkan skor 67,35 dengan rincian (1) aspek permodalan secara rerata mendapat skor 13,80 berada pada kategori sehat; (2) aspek kualitas aktiva produktif secara rerata mendapat skor 14,92 berada dalam kategori cukup sehat; (3) aspek manajemen secara rerata mendapat skor 13,30 berada dalam kategori sehat; (4) aspek efisiensi secara rerata mendapat skor 7,00 berada dalam kategori cukup sehat; (5) aspek likuiditas secara rerata mendapat skor 9,58 dan berada dalam kategori cukup sehat; (6) aspek kemandirian dan pertumbuhan secara rerata mendapat skor 1,75 dan berada dalam kategori cukup sehat; (7) aspek jati diri koperasi secara rerata mendapat skor 7,00 dan berada dalam kategori cukup sehat Kata Kunci: Tingkat kesehatan, Kinerja Koperasi kredit