Film adalah salah satu media komunikasi massa yang berpengaruh terhadap masyarakat. Film juga merupakan bentuk pesan yang terdiri dari berbagai tanda dan simbol yang membentuk sebuah sistem makna sehingga bisa diinterpretasikan oleh orang secara berbeda-beda, tergantung kepada referensi dan kemampuan berpikir orang tersebut. Film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer mengangkat tema kehamilan remaja. Interpretasi konflik dalam adegan dalam adegan film ini menjadi latar belakang penelitian ini untuk melihat resepsi posisi penonton. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis resepsi interpretasi penonton terhadap konflik keluarga dalam film Dua Garis Biru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi model encoding/decoding Stuart Hall yang mengamati asimilasi antara wacana media dengan wacana dan budaya khalayaknya. Pemahaman tentang konflik antara orang tua dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resepsi intepretasi penonton terhadap film Dua Garis Biru untuk adegan konflik pertama dan kedua di dominasi oleh dominant-hegemonic position yang berarti pesan tersampaikan secara ideal dan para penonton menerima pesan apa adanya. Sedangkan pada adegan konflik ketiga didominasi oleh oppositional position yang berarti penonton menyangkal pesan dominan dan memiliki acuan alternatif dalam mengintepretasikan adegan yang ada. Dalam pandangan peneliti, film ini memiliki dampak positif kepada penonton antara lain memberikan pesan mengenai pentingnya tanggung jawab, komunikasi yang baik dengan orang tua serta mawas diri terhadap seks bebas. Sedangkan dampak negatif dari film ini adalah unsur pergaulan bebas di kalangan remaja yang akan mempengaruhi remaja untuk berbuat sesuka hati.