Sri Sukaesih
Universitas Negeri Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEWUJUDKAN GENERASI CERDAS, KOMPETITIF DAN BERKARAKTER PADA ABAD 21 MELALUI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN INOVASI RISET BERKELANJUTAN Sri Sukaesih
Prosiding Seminar Nasional Biologi Vol. 11 (2023)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan menjadi sarana strategis untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas, unggul, kompetitif di abad 21. Perkembangan Abad 21 menuntut setiap individu mampu menghadapi perubahan yang cepat di segala bidang. Era Revolusi industri 4.0 telah membentuk peradaban baru kehidupan manusia, dimana teknologi informasi menjadi basis kehidupan, penggunaan internet untuk semua (internet of things), serta perkembangan teknologi digital. Dampak perubahan ini diantaranya tingkat persaingan semakin ketat, dan arus informasi yang pesat pada semua sektor kehidupan. Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 yaitu menyiapkan SDM yang berkualitas, cerdas, kompetitif, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan harus dapat membentuk individu-individu yang memiliki literasi, kompetensi dan karakter. Peserta didik perlu dibekali dengan penguasaan literasi baru (new literacy). New literacy mencakup literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Literasi data membekali individu mampu membaca, menganalisis, dan memanfaatkan informasi di dunia digital. Literasi teknologi mengantarkan individu memahami cara kerja, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, programing, intelegensi buatan dan prinsip-prinsip rekayasanya. Literasi manusia mengarahkan manusia mampu berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan inovatif (keterampilan abad 21). Pembelajaran Biologi yang kolaboratif dan partisipatif menjadi sarana efektif untuk mewujudkan generasi cerdas dan kompetitif. Biologi dapat dibelajarkan sesuai dengan hakikat sains. Pemahaman hakikat sains atau Nature of Science (NOS) akan mengantarkan mahasiswa menguasai berbagai literasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pembelajaran Biologi yang dirancang dan berlandaskan konstruktivisme, seperti pendekatan STEM, pendekatan Socio Scientific Issue, Problem based Learning, Cooperative Learning, Case Method, dan Team based Project mampu mengembangkan literasi, kompetensi dan karakter peserta didik. Hasil inovasi riset di bidang pendidikan terkini menjadi rujukan dan rekomendasi bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Riset harus dilakukan secara terus menerus untuk memecahkan masalah, menciptakan solusi, dan menemukan hal-hal baru yang inovatif guna peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.
PENGEMBANGAN PRODUK TEMPE KELOR PADA UMKM SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN WISATA DESA WILAYAH EMBUNG PATEMON GUNUNG PATI SEMARANG Siti Harnina Bintari; Wiwi Isnaini; Sri Sukaesih; Endah Peniati; Ely Rudyatmi
Prosiding Seminar Nasional Biologi Vol. 11 (2023)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Patemon mempunyai aset berupa Wisata Embung untuk tempat wisata masyarakat domestik. Upaya ini terus digalakkan guna memacu kunjungan masyarakat lokal dan wisata kuliner termasuk tempe. Tempe yang dipromosikan adalah tempe ori dan tempe kelor serta olahannya berupa keripik kelor tempe. Pembuatan tempe dilakukan oleh peserta kegiatan pengabdian untuk edukasi dan menjual produk hasil olahannya guna meningkatkan pendapatan dan bertambahnya pamor desa wisata Embung Patemon dengan melibatkan UMKM tempe Berkah NJ dan masyarakat setempat tergabung dalam komunitas kewirausahaan di kelurahan Patemon. Pengembangan produk tempe menjadi tempe kelor merupakan inovasi teknologi pengolahan pangan melalui fortifikasi tepung daun kelor, dan peserta memberi respon baik. Dari hasil observasi yang telah dilakukan penambahan tepung daun kelor konsentrasi 1% dengan lama fermentasi 36 jam menunjukkan prosentase flavonoid meningkat dan menunjukkan penurunan mulai umur fermentasi 48 jam. Selama proses pendampingan kegiatan pengembangan tempe kelor terjadi peningkatan pemasaran, penguatan kegiatan kewirausahaan dan terlaksana sosialisasi P-IRT serta penandanganan MoU antara dekan FMIPA dengan pihak kelurahan Patemon.