Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NANOPARTIKEL PERAK SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM BATAKO TERHADAP POROSITAS DAN KUAT TEKAN BATAKO EFFECT OF VARIOUS OF CONCENTRATION OF SILVER NANOPARTICLES SOLUTIONS AS ADDITIVE MATERIALS IN CONCRETE BRICK ON ITS POROSITY AND COMPRESSIVE STRENGTH Nur Dwi Lestari Nur Dwi Lestari; W.S. Brams D W.S. Brams D; Dian Eksana Wibowo Dian Eksana Wibowo
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi nanopartikel perak,yang ditambahkan pada batako terhadap porositas dan kuat tekan. mengetahui kualitas batakoberdasarkan porositas dan kuat tekan. Langkah pertama dari penelitian ini adalah persiapannanopartikel perak. Nanopartikel perak telah disintesis dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 mM.Adanya nanopartikel perak ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer Ultraviolet-Visible.Langkah selanjutnya larutan nanopartikel perak yang diperoleh dari langkah pertama ditambahkan kedalam campuran semen dan pasir. Campuran kemudian dicetak dengan ukuran (5x5x5) cm3 dandirendam selama 14 hari. Pada hari terakhir, batako diuji porositas, kuat tekan, dan strukturnyadengan X-ray Diffractometer. Data eksperimen menunjukkan bahwa adanya nanopartikel perak padabatako berpengaruh pada porositas dan kuat tekan. Porositas batako menurun dengan meningkatkandari nanopartikel perak, sedangkan kuat tekan meningkat. Dapat disimpulkan bahwa kualitas batakoditingkatkan karena adanya nanopartikel perak.Kata kunci: nanopartikel perak, batako, kuat tekan, porositasAbstractThis study is aimed to determine the effect of various concentration of silver nanoparticles,which were added in concrete brick on its porosity and compressive strength. Based on its porosityand compressive strength, the quality of concrete bricks was evaluated. The first step of this studywas preparation of silver nanoparticle. The silver nanoparticles has been synthesized withconcentration of 1, 2, 3, 4, and 5 mM. The next step silver nanoparticle in aqueous solution, whichwas obtained from first step was added into a mixture of cement and sand. The mixture then printed in(5x5x5) cm3 in size and soaked for 14 days. At final day, the concrete bricks was characterized itsporosity, compressive strength and its structure by X-ray Diffractometry. Experimental data shownthat the presence of silver nanoparticle on concrete brick affected on its porosity and compressivestrength. The porosity of concrete brick decreased by increasing of a mount of silver nanoparticle,while the compressive strength increased. It could be concluded that the quality of concrete brick wasenhanced due to the presence of silver nanoparticle.Keywords: silver nanoparticles, concrete brick, compressive strength, porosity.
KARAKTERISASI FISIS NANOMATERIAL KARBON BERBASIS GRAFIT DARI LAPISAN TIPIS JELAGA HASIL PEMBAKARAN LAMPU TEPLOK BERBAHAN BAKAR MINYAK TANAH PHYSICS CHARACTERIZATION OF GRAPHITE BASED CARBON NANOMATERIAL FROM SOOT THIN LAYER AS RESULTED BY KEROSENE OIL LAMP COMBUSTION Noviyanto Dwi Swastiko Noviyanto Dwi Swastiko; W.S. Brams D W.S. Brams D
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh ketinggian, sudut, serta waktu pengasapan terhadap nilai hambatan yang dihasilkan dari nanomaterial karbon, 2) mengetahui besar nilai transparansi nanomaterial karbon yang diperoleh dari hasil sintesis menggunakan metode pengasapan, dan 3) mengetahui karakterisasi nanomaterial karbon menggunakan XRD. Jelaga merupakan salah satu material karbon yang berukuran nano dan dikategorikan ke dalam nanomaterial karbon. Penelitian ini dilakukan menggunakan lampu minyak tanah (lampu teplok).Dalam penelitian ini bahan bakar yang digunakan pada lampu teplok berupa minyak tanah. Pembakaran tidak sempurna yang ditimbulkan oleh lampu teplok akan menghasilkan karbon berupa jelaga. Penelitian dimulai dengan melakukan pengamplasan salah satu permukaan kaca preparat.Kemudian kaca preparat tersebut diletakkan di atas lampu teplok dengan variasi ketinggian dan lamanya waktu pengasapan. Selanjutnya sudut kaca preparat di atas lampu teplok juga diberikan variasi yaitu 0°; 30°; 45°; 60°; dan 90°. Jelaga yang menempel pada kaca preparat selanjutnya dikarakterisasi. Proses karakterisasi jelaga karbon dilakukan dengan pengujian hambatan, pengujian transparansi, dan pengujian X-Ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) nilai hambatan yang paling kecil yaitu pada ketinggian kaca preparat 8 cm dengan sudut 0° dan waktu pengasapan selama 10 menit, 2) nilai transparansi paling besar yang dihasilkan dari jelaga karbon adalah sebesar 93,07% dengan ketinggian kaca preparat 8 cm dengan sudut 0° dan waktu pengasapan 3 menit, 3) hasil XRD menunjukkan bahwa jelaga karbon merupakan material berfasa amorf dengan ukuran partikel sebesar 24,86 nm. Kata-kata Kunci: nanomaterial karbon, jelaga, lampu teplok, XRD Abstract This study aims are to know 1) the effect of altitude, angle and timing of curing to the resistance value resulted from carbon nanomaterials, 2) the transparency value of carbon nanomaterials obtained from the synthesis using methods of curing, and 3) the characterization of carbon nanomaterials using XRD. Soot is a carbon nano-sized material and can be categorized into carbon nanomaterials. This study was conducted using a kerosene lamp (oil lamp). In this study, kerosene is used as the fuel of oil lamp. The incomplete combustion caused by the kerosene lamp will produce carbon in the form of soot. The study begins with sanding one surface of the glass slide. Then the glass slide is placed on top of the kerosene lamp with a variation in altitude and duration of fumigation. Furthermore, the angle glass slide on top of the kerosene lamp was also given the variation such as 0°; 30°; 45°; 60°; and 90°. Soot attached to the glass slide is further characterized. Characterization of carbon soot process is done by resistance test, transparency test, and X-Ray Diffraction (XRD). The result shows that 1) the lowest resistance value is at a height of 8 cm glass slide at an angle of 0° and 10 minutes of curing time, 2) the greatest transparency value from the carbon soot is 93.07% with a height of 8 cm glass slide at an angle of 0 ° and 3 minutes of curing time, 3) the XRD result shows that carbon soot is fasa amorf material with a particle size of 24.86 nm. Keywords: carbon nanomaterials, soot, oil lamp, XRD
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI SURFAKTAN DAN WAKTU ULTRASONIKASI TERHADAP SINTESIS MATERIAL GRAPHENE DENGAN METODE LIQUID SONIFICATION EXFOLIATION MENGGUNAKAN TWEETER ULTRASONICATION GRAPHITE OXIDE GENERATOR THE INFLUENCE OF VARIATION SURFACTANT CONCENTRATE AND ULTRASONICATION OF TIME TOWARDS SYNTHESIS MATERIAL OF GRAPHENE WITH LIQUID SONIFICATION EXFOLIATION METHOD USE TWEETER ULTRASONICATION GRAPHITE OXIDE GENERATOR Achmad Ainul Fikri Achmad Ainul Fikri; W.S. Brams D W.S. Brams D
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA) Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Fisika
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis material graphene dengan metode liquid sonification exfoliation (LSE) menggunakan tweeter utrasonication graphite oxide generator (TUGG) yang dikombinasi dengan teknologi surfaktan, mengetahui pengaruh konsentrasi surfaktan terhadap sintesis material graphene, dan mengetahui pengaruh waktu ultrasonikasi terhadap sintesis material graphene. Graphene adalah material baru tertipis, terkuat, dan terunggul di dunia saat ini yang terbentuk dari satu lapis atom karbon yang memiliki struktur hexagonal menyerupai sarang lebah. Penelitian ini dimulai dengan membuat larutan surfaktan yang dicampur serbuk graphite dari batang pensil dimana larutan dibuat dengan variasi 0; 0,005; 0,01; 0,015; 0,02; dan 0,025 g/ml. Kemudian sampel larutan diultrasonikasi menggunakan TUGG. Sampel larutan diultrasonikasi dengan variasi waktu 0, 1, 3, dan 5 jam. Setelah diultrasonikasi selama waktu tertentu sampel larutan kemudian didiamkan semalam agar beberapa lapis graphene terpisah dari kumpulan lapis graphene tebal atau graphite. Sampel larutan yang terpisah dari kumpulan graphite selanjutnya dikarakterisasi untuk mengetahui adanya lapisan graphene. Proses karakterisasi material graphene dilakukan dengan pengujian konduktivitas dan pengujian scanning electron microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi surfaktan 0,02 g/ml dan variasi waktu ultrasonik 5 jam menghasilkan graphene multilayer dengan jumlah lapis paling sedikit dibandingkan variasi lainnya. Pada variasi konsentrasi surfaktan, semakin besar konsentrasi surfaktan maka semakin baik graphene yang dihasilkan. Akan tetapi, penambahan surfaktan hingga pada konsentrasi tertentu akan membuat produksi graphene kurang maksimal. Sedangkan pada variasi waktu ultrasonik, semakin lama waktu ultrasonikasi maka semakin baik graphene yang dihasilkan. Kata Kunci: graphene, liquid sonification exfoliation, surfaktan, ultrasonikasi Abstract This study aims to synthesize graphene material with liquid sonification exfoliation method (LSE) using a tweeter utrasonication graphite oxide generator (TUGG) which combined by surfactant technology, knowing the effect of surfactant concentration on the material graphene synthesis, and determine the effect ultrasonication time on the material graphene synthesis . Graphene is a new material thinnest, strongest, and excel in today's world that is formed from a single layer of carbon atoms that has a hexagonal honeycomb-shaped structure.This study begins with a surfactant solution mixed with graphite powder of pencils where the solution is made with variations 0 g/ml; 0,005 g/ml; 0,01 g/ml; 0,015 g/ml; 0,02 g/ml; and 0,025 g/ml. Then the sample solution ultrasonicated using TUGG. Solution sample was ultrasonicated with variation of time 0, 1, 3, and 5 hours. After ultrasonicated during certain times of the sample solution is then allowed to stand overnight so that multiple graphene layers apart from a clump of layer thick graphene or graphite. The sample solution which separated from clump of graphite is characterized forPengaruh Variasi Konsentrasi Surfaktan .... (Achmad Ainul Fikri) 1the presence of graphene layers. Graphene material characterization process is done by conductivity testing and scanning electron microscope (SEM) test. The results showed that the variation of surfactant concentration of 0.02 g/ml and 5 hour time variations ultrasonic produce multilayer graphene layers with the least amount compared to other variations. In a variation of surfactant concentration, the greater the concentration of surfactant, the resulting graphene layer is getting thinner. However, the addition of a surfactant to at a certain concentration will make the production of graphene less than the maximum. Whereas in the variation of ultrasonication time, the longer the time ultrasonication then the resulting graphene layer is getting thinner. Keywords: graphene, liquid sonification exfoliation, surfactant, ultrasonication