Nurpini Sulistya
Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Aksesibilitas Lembaga Think Tank Dalam Upaya Pengarusutamaan Gender Di Daerah Istimewa Yogyakarta Nurpini Sulistya; Gerry Katon Mahendra
Jurnal Ranah Publik Indonesia Kontemporer (Rapik) Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/rapik.v2i2.29

Abstract

Ketimpangan gender menjadi salah satu isu strategis di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan berbagai keberagaman karakteristik dan sosial. Berbagai macam bentuk isu yang muncul meliputi kekerasan, yang mana seringkali terjadi pada perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya tingkat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang terjadi di kelompok masyarakat DIY. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah, dimana salah satunya adalah Gender Corner. Meskipun demikian, upaya pemerintah tidak berbuah hasil yang optimal. Dengan ini, hipotesis dari penelitian yakni bahwasanya organisasi think thank mampu mengoptimalkan rencana strategis pemerintah dengan strategi PUG (Pengarusutamaan Gender). Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pengambilan data berupa wawancara mendalam dan dokumentasi. Obyek penelitian merupakan lembaga think tank di DIY yaitu CV. Multi Lisensi dan PT. Sinergi. Kedua lembaga tersebut telah menjadi pakar terhadap implementasi strategi PUG. Penelitian berfokus pada empat poin aksesibilitas lembaga think thank dalam upaya PUG yang meliputi akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Sebagai hasilnya, didapatkan bahwa aksesisibilitas lembaga terhadap keempat poin penting tersebut dapat dikatakan cukup baik terkecuali pada poin manfaat. Akses, partisipasi, dan kontrol dalam pelaksanaan PUG di daerah DIY oleh lembaga think tank dikatakan baik dengan adanya transaparansi data hingga penyediaan fasilitas oleh pemerintah. Meskipun demikian, manfaatnya masih belum terwujud, dimana kesetaraan gender masih belum tercapai di wilayah DIY. Dengan demikian, penelitian merekomendasikan kepada berbagai pemangku kepentingan termasuk lembaga think tank sekaligus pemerintah untuk menggencarkan kembali agenda PUG. Berbagai kegiatan tambahan pun diperlukan mencakup sosialisasi, pendampingan, hingga pengarahan.