Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tingkat Konsumsi Fast Food Dan Status Gizi Siswa Sekolah Menengah Pertama Fatmawaty Suaib; Retno Sri Lestari; Agustian Ipa; Rifani Maghfirah
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 2 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i2.139

Abstract

Fast food memiliki kandungan kalori, lemak, protein, gula dan garam yang relatif tinggi dan rendah serat, sehingga bila dikonsumsi terus menerus dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan gizi lebih (overweight) serta dapat menyebabkan masalah gizi lainnya pada remaja. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menilai kebiasaan konsumsi fast food, menilai status gizi dan menilai hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi berdasarkan IMT siswa. Penelitian ini menggunakan desainĀ  cross sectional study. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII yang berjumlah 100 siswa. Kebiasaan makan dikumpulkan dengan wawancara menggunakan quesioner, status gizi diketahui melalui pengukuran antropometri yaitu tinggi badan dan berat badan. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food terhadap status gizi dilakukan uji statistik Chi-Square dan diolah menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan kebiasaan mengonsumsi fast food bagi siswa SMP 30 Makassar umumnya jarang yaitu 63%, dan sebanyak 25 orang (25%) termasuk dalam kategori status gizi sangat kurus, sebanyak 17 orang (17%) termasuk dalam kategori status gizi kurus, sebanyak 5 orang (5%) termasuk dalam kategori status gizi gemuk, dan sebanyak 8 orang (8%) termasuk dalam kategori status gizi obesitas. Analisis statistik diketahui tidak terdapat hubungan kebiasaan makan fast food terhadap status gizi dengan nilai p=0,212 (p>0,05). Disarankan, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk kebiasaan konsumsi makanan siap saji (fast food) dengan menambahkan jenis-jenis jajanan fast food yang dikonsumsi agar kebiasaan konsumsi fast food lebih tergambar dan mendapatkan hasil yng lebih baik. Kata kunci : Fast Food, Indeks Massa Tubuh, Status Gizi.
Tingkat Konsumsi Fast Food Dan Status Gizi Siswa Sekolah Menengah Pertama Fatmawaty Suaib; Retno Sri Lestari; Agustian Ipa; Rifani Maghfirah
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18 No 2 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i2.139

Abstract

Fast food memiliki kandungan kalori, lemak, protein, gula dan garam yang relatif tinggi dan rendah serat, sehingga bila dikonsumsi terus menerus dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan gizi lebih (overweight) serta dapat menyebabkan masalah gizi lainnya pada remaja. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menilai kebiasaan konsumsi fast food, menilai status gizi dan menilai hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan status gizi berdasarkan IMT siswa. Penelitian ini menggunakan desainĀ  cross sectional study. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII yang berjumlah 100 siswa. Kebiasaan makan dikumpulkan dengan wawancara menggunakan quesioner, status gizi diketahui melalui pengukuran antropometri yaitu tinggi badan dan berat badan. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food terhadap status gizi dilakukan uji statistik Chi-Square dan diolah menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan kebiasaan mengonsumsi fast food bagi siswa SMP 30 Makassar umumnya jarang yaitu 63%, dan sebanyak 25 orang (25%) termasuk dalam kategori status gizi sangat kurus, sebanyak 17 orang (17%) termasuk dalam kategori status gizi kurus, sebanyak 5 orang (5%) termasuk dalam kategori status gizi gemuk, dan sebanyak 8 orang (8%) termasuk dalam kategori status gizi obesitas. Analisis statistik diketahui tidak terdapat hubungan kebiasaan makan fast food terhadap status gizi dengan nilai p=0,212 (p>0,05). Disarankan, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk kebiasaan konsumsi makanan siap saji (fast food) dengan menambahkan jenis-jenis jajanan fast food yang dikonsumsi agar kebiasaan konsumsi fast food lebih tergambar dan mendapatkan hasil yng lebih baik. Kata kunci : Fast Food, Indeks Massa Tubuh, Status Gizi.
Konseling Gizi Meningkatkan Pengetahuan dan Asupan Gizi Ibu Hamil Nadimin Nadimin; Agustian Ipa; Rudy Hartono; Nabilah Rihadatul Aisy
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19 No 1 (2024): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v19i1.632

Abstract

A common nutritional problem among pregnant women is macro and micronutrient deficiencies manifested in chronic energy deficiency (CED). The prevalence of CED among pregnant women in Indonesia is still quite high. Counseling aims to increase the knowledge of pregnant women who will form good nutrition fulfillment behavior. The purpose of the study was to determine the effect of nutrition counseling on the knowledge and intake of pregnant women with CED. Pre-experiment research design with one-group pre-test post-test design. This study was conducted in the Bontoa Health Center Area of Maros Regency for three weeks. The sampling technique was the purposive sampling technique. The sampling was 10 pregnant women who had an upper arm circumference below 23.5 cm. Data on knowledge level was collected through the pre-post test. Data on intake was collected before and during the intervention three times using 24-hour food recall. The effect of counseling on the knowledge of pregnant women was analyzed using the Wilcoxon test, while the effect of counseling on the intake of pregnant women using the Paired Sample T-test test. The results of statistical analysis showed that there was a difference in knowledge before and after counseling (p=0.005). The difference in the intake of pregnant women before and after counseling in energy intake (p=0.000), protein (p=0.007), fat (p=0.035), and carbohydrates (p=0.001). Likewise, the intake of vitamin C (p=0.022) and iron (p=0.017). This study concludes that the implementation of nutrition counseling for three weeks can improve knowledge and intake in pregnant women with CED.