Dalam perjalanan kehidupan manusia tidak terlepas dari suatu penyakit. Demikian halnya dengan gereja. “Penyakit” dalam gereja (rohani) berarti bahwa gereja menyimpang dari pola dan standar Alkitab dalam kehidupannya. Memang, acapkali gereja mengidap ‘penyakit’ yang kompleks. Penelitian yang dipergunakan ialah penelitian kualitatif, karena lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode ini berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa dalam situasi tertentu dan berhubungan dengan tingkah laku manusia menurut perspektif peneliti. Dengan penelitian tersebut, penulis menyelidiki secara berhati-hati dan sistematik melalui pemahaman dan penafsiran yang benar tentang konsep penggembalaan gereja lokal, di mana penulis berusaha mendekati pemahaman tentang konsep penggembalaan tersebut melalui eksegesa (khususnya ajaran Tuhan Yesus tentang konsep penggembalaan) yaitu menemukan konsep penggembalaan berdasarkan tata bahasa dan arti kata, kemudian hasilnya akan berusaha diseberangkan dan diterapkan dalam konteks masa kini. Berdasarkan hasil analisa eksegetikal dan deskriptif serta pengumpulan premis-premis yang ada, maka penggembalaan yang berjalan dengan baik akan terwujud jika seorang gembala sidang dapat melakukan tugas penggembalaan dengan baik. Oleh karena itu, seorang gembala sidang harus memahami konsep Alkitab tentang penggembalaan benar tersebut sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 10:1-18.Sedangkan, konsep penggembalaan yang diajarkan Tuhan Yesus yang dicatat dalam Injil Yohanes sebagai pedoman, model, serta nasehat yang baik dan dapat diterapkan dalam penggembalaan gereja lokal masa kini.