Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODIFIKASI SISTEM PENERANGAN AHO DENGAN PENGISIAN FULLWAVE UNTUK MENINGKATKAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN PADA MOTOR HONDA SCOOPY Muhamad Amiruddin; Didik Rohmantoro
Journal of Automotive Technology Vocational Education Vol. 1 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jatve.v1i2.990

Abstract

Sebagai suatu alat transportasi sepeda motor haruslah memenuhi syarat minimum yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan undang-undang lalu lintas yang berlaku, salah satunya adalah memiliki seperangkat alat sistem penerangan. Fungsi system penerangan adalah sebagai alat dukung penerangan bagi pengemudi saat berjalan. Menghidupkan lampu kepala pada sistem penerangan juga berfungsi menekan angka kecelakaan pada sepeda motor dengan meningkatkan kewaspadaan kendaraan disekitarnya. Pasal 107 Ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menerangkan bahwa kendaraan sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang hari dan malam hari. Dewasa ini produsen kendaraan sepeda motor sudah mengaplikasikan sistem lampu kepala Always On Headlight, dimana kendaraan dengan tahun produksi 2015 dan setelahnya dilengkapi teknologi yang meniadakan fungsi saklar lampu kepala artinya lampu kepala akan selalu menyala dimulai dari saat kunci kontak on. Hal ini meminimalisir pengendara lalai dalam menghidupkan lampu kepala sebab sedari awal lampu kepala sudah menyala tanpa perintah.Honda Scoopy produksi tahun 2013 belum mengaplikasikan teknologi AHO. Untuk bisa menjadikan sistem AHO  diperlukan modifikasi pada sistem kelistrikan penerangan dengan cara memotong sambungan regulator ke saklar lampu kepala dan menyambungkannya ke baterai melewati kunci kontak. Hal ini akan mengakibatkan konsumsi daya beban yang meningkat pada baterai, untuk itu perlu diimbangi dengan modifikasi pada sistem pengisian yang semula halfwave menjadi fullwave. Ini bertujuan untuk meningkatkan arus dan tegangan pengisian baterai.Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan analisis data deskriptif. Data kuantitatif berupa hasil pengukuran arus dan tegangan pengisian saat sebelum dimodifikasi dan sesudah dimodifikasi ditampilkan perbandingannya. Hasil pengukuran arus dan tegangan pengisian saat belum dimodifikasi adalah 0,33 Ampere dan  12,6 Volt. Hasil pengukuran arus dan tegangan pengisian setelah modifikasi AHO namun sistem pengisian masih halfwave adalah 0,35 Ampere dan  12,4 Volt. Hasil pengukuran arus dan tegangan setelah modifikasi AHO  dan sistem pengisian fullwave adalah 0,42 Ampere dan 13,5 Volt. Nilai tersebut  didapat pada saat putaran mesin idle 1600 rpm dan dibebani lampu kepala. Disimpulkan bahwa arus dan tegangan pengisian tertinggi didapat pada sistem pengisian fullwave. Kata kunci: Modifikasi kelistrikan, AHO , pengisian baterai fullwave
Teknik Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) pada Chasis Bus di PT. X Saputro, Arif Eko; Situmorang, Harry Gregorius; Nasrullah, Hamid; Amiruddin, Muhamad
JASATEC : Journal Students Of Automotive, Electronic and Computer Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jasatec.v5i1.2557

Abstract

Penelitian ini mengkaji penerapan metode pengelasan Gas Metal Arc Welding (GMAW) dalam proses penyambungan struktur chasis bus di industri otomotif, khususnya pada PT. X. Studi ini menitikberatkan pada evaluasi parameter teknis, teknik ayunan elektroda (weaving), dan proses persiapan material untuk menghasilkan kualitas las yang optimal. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan observasi langsung pada tahap persiapan permukaan, penjajaran logam, pelaksanaan pengelasan, dan inspeksi hasil las. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembersihan permukaan dan penjajaran menggunakan jig dan fixture sangat penting untuk menghindari cacat las seperti porositas dan distorsi sambungan. Pengaturan parameter mesin las seperti arus, tegangan, kecepatan pengumpanan kawat, serta pemilihan jenis gas pelindung (campuran Argon dan CO₂) secara signifikan memengaruhi stabilitas busur, bentuk bead, dan kedalaman penetrasi. Teknik ayunan elektroda yang disesuaikan dengan posisi pengelasan—termasuk pola zig-zag, spiral, segitiga, dan Straight Stringer—berperan besar dalam mengoptimalkan distribusi panas dan mencegah cacat seperti undercut dan incomplete fusion. Posisi pengelasan juga menentukan penyesuaian parameter untuk menjaga kualitas sambungan.