Dian Eka Setyaningtyas
Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peringatan Dini Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Curah Hujan di Provinsi Kalimantan Selatan Wulan Sari Rasna Giri Sembiring; Dian Eka Setyaningtyas; Akhmad Wahyudin
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 2 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus through the bite of Aedes aegypti mosquito as the main vector. These mosquitoes have a very vulnerable lifestyle to climate change where one of them is rainfall. DHF control programs have been comprehensive so far but have not succeeded in reducing morbidity and mortality. The number of patients tends to increase and spread more broadly especially in the rainy season. The effects of rainfall are very important on the prevalence of DHF, therefore it is necessary as a tool to predict incidents and the risk of DHF events. South Kalimantan Provincial Health Office noted since 2010 to 2015 fluctuation occurred DHF incidence that even had an increase in death to 2-fold. The purpose of this study is to examine the relationship and influence of rainfall on the occurrence of DHF, determine the early warning model of DHF incidence based on rainfall, and formulate recommendations for controlling the incidence of DHF in order to improve the degree of public health in South Kalimantan. Design used is the ecology time trend series with secondary data obtained retrospectively. The relationship between rainfall and dengue occurrence was measured by Spearman correlation whereas early warning model or prediction of DHF incidence based on rainfall was obtained by simple linear regression test. The test results showed there was a significant positive relationship and influence between rainfall and dengue occurrence. DHF incidence shows a linear increase in line with increased rainfall. Based on the model of linear equation (Y = -71,629 + 0,806X) states that the addition of every 1 mm of rainfall will increase the incidence of DHF by 0.81 cases / incidence. So with the result government is expected to be able to maximize the DBD control program ahead of the rainy season. abstrak Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamukAedes aegypti sebagai vektor utama. Nyamuk ini memiliki pola hidup sangat rentan terhadap perubahaniklim dimana salah satunya adalah curah hujan. Program pengendalian DBD selama ini telah berlangsungkomprehensif namun belum berhasil menurunkan angka kesakitan maupun kematian. Jumlah penderitacenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas terutama pada musim hujan. Efek dari curah hujansangat penting terhadap prevalensi DBD sehingga diperlukan sebagai alat untuk meramalkan insiden danrisiko kejadian DBD. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mencatat sejak tahun 2010 hingga 2015terjadi fluktuasi kejadian DBD yang bahkan sempat terjadi peningkatan kematian hingga 2 kali lipat. Tujuandari penelitian ini untuk menguji hubungan dan pengaruh curah hujan terhadap kejadian DBD, menentukanmodel peringatan dini kejadian DBD berdasarkan curah hujan, serta merumuskan rekomendasi pengendaliankejadian DBD dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kalimantan Selatan.Desain yangdigunakan adalah ekologi time trend series dengan data sekunder yang diperoleh secara retrospektif.Hubungan antara curah hujan dan kejadian DBD diukur dengan korelasi Spearman sedangkan modelperingatan dini kejadian DBD berdasarkan curah hujan dihasilkan dengan uji regresi linier sederhana. Hasiluji menunjukan terdapat hubungan dan pengaruh yang nyata positif antara curah hujan denga kejadian DBD.Kejadian DBD menunjukkan peningkatan yang linier seiring dengan peningkatan curah hujan. Berdasarkanmodel persamaan linier (Y= -71,629 + 0,806X) menyatakan bahwa penambahan setiap 1 mm curah hujanakan meningkatkan kejadian DBD sebesar 0,81 kasus/kejadian. Sehingga dengan hal tersebut pemerintahdiharapkan dapat lebih memaksimalkan program pengendalian DBD menjelang musim hujan.