Muhammad Rizki
Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tradisi Mahanyari Kalambu Di Desa Tambalang Kecil Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara Muhammad Rizki; Yuli Apriati; Laila Azkia
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.273 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v1i2.4193

Abstract

Tradisi mahanyari kalambu adalah kebiasan masyarakat mengadakan acara sebelum pesta perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mendalami prosesi dalam tradisi. (2) untuk menemukan makna yang terkandung dalam tradisi di Desa Tambalang Kecil, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara Purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dengan 5 informan, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosesi dalam pelaksanaan tradisi Mahanyari Kalambu terbagi menjadi 3 tahap, (a) Persiapan, terdiri dari membeli Peralatan kalambu, mencari perias kalambu, mencari petugas saruan (mengundang warga), menyiapkan bahan-bahan untuk acara, dan Menyiapkan Pinduduk. (b) Pelaksanaan, terdiri dari undangan hadir berkumpul, Pinduduk diletakkan di atas kasur (di bawah kasur), Air putih, bubur habang dan putih/hijau diletakan di atas Kasur (di bawah kasur), membaca ayat-ayat Al Qur’an, pembacaan do'a, menyajikan hintalu karuang, (c) Penutup, terdiri dari prosesi perkawinan selanjutnya (Bamumula), setelah selesai acara resepsi (mempelai tidur di kasur kalambu baru) Pinduduk akan di masak seperti olahan kue atau di campur dengan makanan untuk dibacakan do'a selamat dan di makan bersama-sama keluarga internal. Makna dari tradisi mahanyari kalambu sebagai ikhtiar dalam bentuk do’a agar acara diberikan kelancaran oleh Allah dan dimudahkan. Merekatkan, sebagai kebiasaan yang terus menerus dilakukan sejak zaman dulu, sebagai upaya untuk mencegah dari gangguan makhluk halus (dunia lain), dan ketan dimaknai sebagai simbol agar kelak rekat sampai tua, gula aren yang dibungkus daun dengan harapan mempelai mendapat jalan hidup yang manis, dan ketan dimaknai sebagai simbol agar kelak kerekatan pasangan sampai tua.