Amrullah Amrullah
English Education Program, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Budidaya Ikan Lele Dalam Ember (Budikdamber) untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Pasca Pandemi: Program KKN-PLP Desapreneur Mahasiswa Keguruan di Desa Selengen Lombok Utara Lalu Jaswadi Putera; Askarinda Saida; Milasti Milasti; Muhamad Irwan; Nais Kusma Dewi; Nanik Khaeroni; Nia Agustina; Nur Ilmawati; Tias Ayu Astitin; Amrullah Amrullah
DARMADIKSANI Vol 2 No 1 (2022): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v2i1.1296

Abstract

ABSTRAK Program KKN-PLP ini bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu teoritis dan praktis dalam kehidupan nyata yang sesungguhnya dengan maksud agar mahasiswa bertransformasi menjadi pribadi cerdas, mandiri, supel, kaya pengalaman, dan punya ide kreatif dan solutif yang bermanfaat bagi masyarakat di manapun mereka berada. Program budidaya ikan lele dalam ember ini, sebagai salah satu proker dalam KKN-PLP, adalah suatu inovasi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa Selengen Lombok Utara pasca pandemi Covid-19. Budidaya ikan lele ini dilakukan menggunakan media ember yang bertujuan untuk meminimalkan biaya pengeluaran rumah tangga namun dapat mendatangkan penghasilan bagi masyarakat minimal untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu, budidaya ikan lele dalam ember ini juga bisa dimanfaatkan untuk tumpangsari yakni menanam tanaman sela berupa sayuran kangkung darat di atas tutup ember. Masyarakat pengelola program Budikdamber ini yaitu kelompok masyarakat penerima BLT-DD di dusun Lembah Berora, desa Selengen, kecamatan Kayangan kabupaten Lombok Utara. Kelompok masyarakat ini dipilih agar memudahkan pengontrolan dalam pembudidayaan Budikdamber. Produk yang dihasilkan dari program budidaya ini adalah ikan lele dan kangkung darat yang dapat dikonsumsi sehari-hari dan dijual ke pasar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Hasil evaluasi program menunjukkan bahwa kegiatan ini telah mencapai target yang diharapkan. Setelah mengikuti program ini, kelompok masyarakat yang sudah berhasil membudidayakan Budikdamber diharapkan dapat menginspirasi dan mengedukasi kelompok masyarakat lainnya untuk dapat menerapkan sistem Budikdamber ini. ABSTRACT This catfish-in-the-buckets farming system or “Budikdamber” – stands for “budidaya ikan dalam ember” – is an innovation in home farming that aims to generate the income of village communities affected by the 2018 earthquakes in Selengen Village, North Lombok Regency post Covid-19 pandemic. The Budikdamber fish farming system uses bucket kits to farm freshwater catfish while at the same time grow vegetables as well. The use of cheap bucket kits – as alternative to other conventional farming media – is meant to lower the cost of household’s monthly expenses and generate income to support the people’s economy in this earthquake-torn village. The Budikdamber fish farming system enables locals to farm not only fish but also intercrops such as spinach and other vegetables right on the lids of the bucket kits used for farming fish inside. The targeted community groups participating in this program are the BLT-DD recipients from Dusun Lembah Berora, Selengen Village, Kayangan District, North Lombok Regency. The products are edible catfish and land spinach that can be harvested for daily consumption or sold to the markets in the hope of generating economic benefits for the locals. The results show that the program has given positive outcomes for the community. Thus, it is hoped that the success of this program will inspire other community groups to implement this Budikdamber fish farming system.
Keterampilan Belajar Abad 21 Integrasi TPACK 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication) di Ponpes Nurul Iman Wattaqwa NW Boro' Tumbuh Suralaga Lombok Timur Amrullah Amrullah; Sahuddin; Nawawi; Muhammad Fadjri; Lalu Nurtaat
DARMADIKSANI Vol 3 No 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v3i1.2320

Abstract

ABSTRAK Mitra pengabdian ini adalah Pesantren Tumbuh Nurul Iman Wattaqwa NW Boro' Kecamatan Suralaga Lombok Timur. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam menerapkan keterampilan abad 21 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication). Masalah utamanya adalah banyak mitra guru yang masih bingung tentang apa yang diharapkan saat membuat perangkat pembelajaran. Kebingungan kembali meningkat setelah dikembangkannya praktek-praktek yang mengakomodir perangkat pembelajaran dengan karakteristik yang disyaratkan Revolusi Industri 4.0 yang mengharuskan para guru untuk mumpuni dalam menyusun instrumen pembelajaran yang memuat aspek Teknologi, Pedagogi dan Konten dan Pengetahuan (TPACK). Hasil pengabdian ini menunjukkan semakin menguatnya pemahaman guru terhadap konsep kurikulum, konsep perangkat pembelajaran, dan ciri-ciri kompetensi yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0 yang mengintegrasikan TPACK dan kemampuan 4C dalam pembelajaran. ABSTRACT This community service partnered with Nurul Iman Wattaqwa NW Boro' Growing Islamic Boarding School, Suralaga District East Lombok Regency. It aims at solving some of the problems faced by teachers in applying 21st century 4C skills (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication). The main problem is that many teachers were still tangled about what to expect when creating the learning instruments. It was even more confusing when it came to developing learning instruments that could cope with the characteristics of the 21st century education that promote high competencies in Technology, Pedagogy and Content and Knowledge (TPACK) as well as 4C. The results show that there is an upgrading in teachers' understanding of curriculum concept, learning instruments, and learning competencies required in Industrial Revolution 4.0 that integrates TPACK and 4C in learning.