Perpustakaan DJA merupakan salah satu perpustakaan khusus yang terdampak pandemi. Setelah pandemi berakhir Perpustakaan DJA menerapkan konsep emotional branding pada layanannya dengan tujuan untuk menarik minat pemustaka sehingga dapat meningkatkan kembali pemanfaatan perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi emotional branding pada Perpustakaan DJA melalui pilar hubungan dan pilar pengalaman pancaindra. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan Perpustakaan DJA mengimplementasikan dua pilar emotional branding, yaitu pilar hubungan dan pengalaman pancaindra. Implementasi pilar hubungan dilakukan dengan memahami pemustaka melalui pembuatan formulir dan selalu berkomunikasi dengan pemustaka. Selain itu, dalam mengimplementasikan pilar hubungan juga dilakukan dengan cara membangun hubungan dengan pemustaka yaitu dengan memberikan layanan yang cepat, tepat guna, tepat sasaran, maksimal dan berkelanjutan. Pilar pengalaman pancaindra pada Perpustakaan DJA difokuskan pada pengalaman visual dan pengalaman peraba. Pengalaman visual diberikan melalui desain ruangan perpustakaan yang menarik sedangkan pengalaman peraba diberikan melalui beragam tekstur yang bisa didapat di Perpustakaan DJA. Kesimpulan yang didapat adalah Perpustakaan DJA sudah mengimplementasikan emotional branding dengan cukup baik. Namun, agar dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dengan lebih optimal, Perpustakaan DJA harus terus meningkatkan lagi pelayanannya dan menambah variasi layanan yang lebih menarik.