Arif Rachman Kinanggi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA EDELWEIS WONOKITRI KABUPATEN PASURUAN Arif Rachman Kinanggi
Musytari : Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Vol. 3 No. 11 (2024): Musytari : Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi
Publisher : CV SWA Anugrah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8734/musytari.v3i11.2124

Abstract

Merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan tentang proses tata kelola kolaboratif dalam pengembangan Desa Wisata Endelweis Wonokitri. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1)Network Strukture, Keterlibatan stakeholders dalam kolaborasi sesuai dengan tupoksi dan peran masing-masing. Kerja sama yang dicapai hanya sebatas kesepakatan, tidak ada batasan atau kesamaan struktur organisasi, struktur organisasi hanya untuk masing-masing instansi. (2)Trust Building, Kepercayaan antar actor sudah cukup berjalan dengan baik, hal tersebut didasarkan dengan konsistensi masing-masing actor menjalankan peranannya dalam mengembangkan dan mengelola Desa Wisata Wonokitri. (3)Commitment to process, Semua aktor kolaborasi berkomitmen untuk mengembangkan Desa Wisata Wonokirti melalui budidaya bunga edelweiss. Setiap stakeholders memiliki peran masing-masing yang dijalankan dalam kolaborasi tersebut. dengan komitmen yang telah disepakati berasama mengharuskan para actor tersebut melakukan kerjasama dan menjalankan peranannya. (4)Information Sharing, berbagi informasi antar stakeholders dalam tata kolaborasi pengembangan Desa Wisata Wonokitri telah berjalan dengan baik, tiap stakeholders rutin dan berkelanjutan melakukan komunikasi satu dengan yang lainnya dan ada pertemuan rutin juga yang melibatkan keseluruhan stakeholder guna membahas kendala dan masalah dalam pengeloaan Desa Wisata. (5)Access to Resource, belum semua stakeholders dapat mengakses sumber daya yang telah ada. Seperti kelompok tani Hulun Hyang, masih kesulitan modal dalam budidaya bunga edelweiss. Adapun Faktor penghambat dalam kolaborasi tersebut adalah motivasi dari kelompok tani pembudidaya Bunga Edelweis masih rendah, rendahnya motivasi tersebut salah satunya adalah keterbatasan akses permodalan.