Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Pendidikan Karakter Menurut Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih Nur Indah Febriyani; Mukh Nursikin
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 6 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i6.1400

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan dan perubahan yang signifikan terjadi pada kehidupan manusia akibat arus globalisasi, seperti kemudahan dalam mengakses teknologi. Namun, hal ini juga memberikan dampak negatif seperti peningkatan angka kriminalitas, menurunnya kesadaran sosial masyarakat, dan membatasi seseorang dalam mempelajari ilmu agama. Pendidikan nilai menjadi penting untuk membantu individu memahami norma, prinsip, dan nilai yang membentuk sikap.   Tujuan: Menganalisis konsep pendidikan karakter menurut pemikiran Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih.   Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data dalam jurnal ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian ini masuk dalam kajian literatur dikarenakan sumber data utama menggunakan buku-buku dan jurnal.   Hasil: Konsep pendidikan karakter menurut Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih menekankan pada pembentukan karakter yang seimbang antara dimensi spiritual, intelektual, dan sosial. Pendidikan karakter harus terintegrasi dalam seluruh aspek kehidupan. Serta menuru pemikiran Ibnu Miskawaih mengkhotbahkan pendidikan karakter, yang dimulai dengan pembagian jiwa menjadi 3 kekuatan spiritual: Al-Quwwa Al-Natiqah (kognitif dan rasional), Al-Quwwa Al-Ghadhabiyah (emosi) dan Al-Quwwa Al-Syahwiyah (keinginan).   Kesimpulan: Menurut al-Banna, dasar pendidikan kepribadian dalam Islam adalah Al-Qur'an. Al-Qur'an Yang Mulia merupakan kitab suci umat Islam sebagai dasar bagi banyak syair yang berbicara tentang akhlak mulia atau tarbiyah khuluqiyah (pendidikan akhlak) sepanjang hayat manusia. Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa meskipun karakter manusia bersifat alamiah, karakter manusia dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik dari lingkungan pendidikan, sosial maupun sosiokultural, sehingga pendidikan tidak menjadi masalah.
Dakwah Islam Wasathiyah dalam Pendidikan Islam di Indonesia Nur Indah Febriyani; Mukh Nursikin
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 3 No. 1: Desember 2023
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v3i1.2639

Abstract

Wasathiyah merupakan salah satu materi yang menarik dalam pendidikan agama Islam. Para ulama menjadi dakwah sebagai salah satu cara untuk mempertahankan konsep wasathiyah. Dakwah wasathiyah yang dikehendaki dalam pemikiran para ulama adalah keseimbangan dalam berpikir. Melihat permasalahan yang kompleks dalam pendidikan Islam di Indonesia, serta munculnya paham-paham ekstrem yang menyimpang dari keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan ketertarikan tersendiri untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana dakwah Islam wasathiyah versi ruang lingkup pendidikan Islam di Indonesia. Maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari perpustakaan. Metode analisis kegiatan analisis informasi model ini meliputi: reduksi informasi, penyajian informasi, dan penarikan kesimpulan/validasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dakwah Islam wasathiyah dalam lingkup pendidikan di Indonesia memiliki hubungan yang penting dan tidak dapat dipisahkan. Jika para ulama dan mubaligh tidak melakukan dakwah wasathiyah akan condong ke salah satu ekstrim, makan akan menghancurkan persatuan yang ada di Indonesia. Salah satu pilar yang sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam adalah pendidikan dan dakwah karena melalui proses pendidikan dan dakwah semua nilai, norma dan pengetahuan ditransformasikan atau ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Betapa pentingnya pendidikan dan dakwah bagi perkembangan Islam.