Dewasa ini, remaja sering menuliskan status-status yang menggambarkan kegiatan atauperasaannya saat itu ketika mengakses situs jejaring sosial Facebook. Remaja tersebutkadang mengungkapkan informasi pribadinya tanpa batasan-batasan yang wajar. Tujuanpenelitian ini adalah untuk melihat kontribusi privasi terhadap keterbukaan diri pada remajapengguna Facebook. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan partisipansejumlah 110 orang remaja pengguna Facebook berusia 13-23 tahun. Hasil penelitian iniantara lain ditemukan adanya hubungan negatif antara privasi dengan keterbukaan diri dankontribusi privasi sebesar 43.3% terhadap keterbukaan diri pada remaja penggunaFacebook. Hasil penelitian memperlihatkan peran privasi yang cukup besar dalammembantu remaja memberikan batasan terhadap keterbukaan diri ketika mengakses jejaringsosial seperti Facebook. AbstractNowadays, adolescents often make statements to describe her/his activities or feelings whileusing Facebook. Sometimes, adolescents disclose the personal information without anylogical barriers. The aim of this study is to determine contribution of privacy to selfdisclosureon Facebook adolescent users. This research is using quantitative method. Theparticipants of this research are 110 adolescent users with age range between 13-23 yearsold. The result shows the significant negative correlation between privacy and selfdisclosure.The contribution of privacy to self-disclosure is 43.3%. This finding shows thatprivacy plays an important role for adolescents to make limitation in building interactionwhile accessing Facebook.