Jusrin Efendi Pohan
Universitas Prima Indonesia, Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Nilai Moral Pada Legenda Danau Lau Kawar Dan Legenda Pawang Ternalem Ditinjau Perspektif Posmodernisme Lasmi Sihaan; Jusrin Efendi Pohan; Esra Perangin-angin
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 4 (2023): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i4.6097

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai moral dan nilai-nilai budaya dalam legenda Danau Lau Kawar dan Pawang Ternalem dengan perspektif posmodernisme. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan deskriptif dengan mengumpulkan data dari buku cerita rakyat "Danau Lau Kawar" karya Lie Nuralia dan IIM Imadudin tahun 2009 serta buku cerita "Pawang Ternalem" karya Anantra Barun dan Eva Barus tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita Danau Lau Kawar menceritakan tentang hubungan keluarga dan pentingnya komunikasi, sementara cerita Pawang Ternalem menggambarkan perjuangan seorang anak yang tidak diakui oleh masyarakat. Keduanya mengandung nilai moral seperti kejujuran, kerja keras, penghargaan, dan toleransi.Penelitian ini menunjukkan bagaimana nenek yang ditinggalkan di rumah saat acara syukuran oleh keluarganya merasa kesepian dan lapar. Konflik muncul saat nenek hanya menemukan tulang dalam bungkusan makanan yang akhirnya membuatnya murka dan mengutuk desa tersebut, menyebabkan bencana alam dan desa tenggelam menjadi danau. Pawang Ternalem, anak yang dianggap membawa sial, diperjuangkan kelangsungan hidupnya oleh bibinya, meskipun diinginkan dibunuh oleh masyarakat karena keyakinan akan kesialan yang dibawanya. Pawang Ternalem bertahan hidup, membantu banyak orang, dan akhirnya menikahi putri kepala kampung yang awalnya menolaknya. Dalam keduanya, nilai moral seperti kejujuran, kerja keras, penghargaan terhadap orang tua, dan keberanian dalam menghadapi kesulitan tercermin. Hal ini menunjukkan pentingnya melestarikan warisan budaya dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Nilai Edukasi Dan Nilai Budaya Cerita Rakyat Putri Hijau Karya Farizal Nasution Dan Cerita Rakyat Lau Kawar Karya Lie Nuralia & Iim Imadudin Vanny Wiranata; Jusrin Efendi Pohan; Sartika Sari
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 4 (2023): October-December
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i4.6100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui gambaran nilai edukasi dalam cerita rakyat Putri Hijau karya Farizal Nasution dan lau kawa karya Lie Nuralia & Iim Imadudin. (2) Memahami gambaran nilai budaya dalam cerita rakyat Putri Hijau karya Farizal Nasution dan lau kawa karya Lie Nuralia & Iim Imadudin. pendekatan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan objek penelitian yang akan diteliti merupakan objek yang memerlukan studi lapangan sehingga berkaitan dengan investigasi dan interaksi langsung dengan narasumber. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini adalah Nilai pendidikan dalam kedua cerita rakyat tersebut memiliki struktur yang membangun sebuah karya sastra, maka di dalamnya juga terdapat nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil oleh pembaca. Nilai yang terkandung dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut (1) nilai kebenaran, (2) nilai agama, (3) nilai moral dan (4) nilai sosial. Adapun nilai budaya yang terdapat pada kedua cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut, (1) Hubungan Manusia dengan Tuhannya, (2) hubungan manusia dengan manusia, (3) hubungan manusia dengan alam, (4) hubungan manusia dengan karyanya.