Abstrak - Studi geologi telah banyak dilakukan di daerah Kalimantan, khususnya di sepanjang lajur Meratus dan sekitanya Kalimantan Selatan yang terdapat singkapan batuan ofiolit. Pada kompleks batuan ofiolit ini, biasanya ditemukan kromit yang diyakini akan menjadi salah satu komoditi mineral masa depan di Indonesia. Batuan ofiolit mempunyai nilai rapat massa yang relatif tinggi dibandingkan dengan batuan lainnnya. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa adalah metode gayaberat. Pada studi ini akan dilakukan analisis data gayaberat dengan tujuan untuk mendelineasi keberadaan batuan ofiolit yang diduga sebagai pembawa mineral kromit. Pemisahan anomali regional dan residual menggunakan filter moving average dan untuk melihat kondisi bawah permukaan dilakukan pemodelan maju 2 Dimensi. Hasil analisis anomali Bouguer daerah ini menunjukkan pola melingkar membentuk tinggian dan rendahan anomali. Tinggian anomali terbentuk di bagian barat, ke arah timur terbentuk rendahan anomali di daerah Banjarmasin dan sekitarnya. Tinggian anomali juga terbentuk di Tinggian Meratus dan sekitar Pulau Laut hingga Pulau Sebuku. Selain itu, rendahan anomali juga terbentuk di sepanjang pantai tenggara Kalimantan Selatan. Berdasarkan data geologi permukaan, batuan ofiolit yang berdensitas tinggi tersingkap di daerah Tinggian Meratus dan Pulau Laut - Pulau Sebuku, sehingga patut diduga menjadi penyebab terbentuknya tinggian anomali di wilayah tersebut. Hasil analisis kualitatif pola anomali sepanjang lintasan, menunjukkan keberadaan batuan ofiolit seperti ditunjukkan pada data geologi.Katakunci: Banjarmasin - Kotabaru, kromit, rendahan anomali, singkapan batuan ofiolit, tinggian anomali, Tinggian Meratus.